Ilustrasi Tambang (IDN Times/Aditya Pratama)
Lebih lanjut, kontribusi penjualan segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) pada 9M23 juga mencatatkan hasil positif. Antam mampu memberi pencapaian sebesar 33 persen dari total penjualannya pada periode tersebut.
Nilai penjualan segmen nikel mencapai Rp10,10 triliun, tumbuh 19 persen dari capaian 9M22 sebesar Rp8,48 triliun. Pada 9M23, volume produksi feronikel Antam mencapai 15.787 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan capaian volume penjualan produk feronikel 9M23 mencapai 14.132 TNi.
Adapun untuk produk bijih nikel, Antam mencatatkan volume produksi bijih nikel konsolidasian sebesar 10,67 juta wet metric ton (wmt), meningkat 72 persen dibandingkan capaian pada 9M22 sebesar 6,22 juta wmt. Pertumbuhan tingkat produksi bijih nikel ini sejalan dengan meningkatnya permintaan dalam negeri, yakni hingga 98 persen. Pada 9M22, Antam mencapai penjualan 4,75 juta wmt, sedangkan pada 9M23 meningkat hingga mencapai 9,41 juta wmt.
Selanjutnya, untuk kontribusi penjualan segmen bauksit dan alumina pada 9M23, tercatat sebesar empat persen dari total penjualan Antam. Nilai penjualan tersebut mencapai Rp1,25 triliun.
Sepanjang 9M23, Antam mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 1,42 juta wmt. Angka tersebut tumbuh enam persen dibandingkan capaian pada 9M22 sebesar 1,34 juta wmt.
Adapun untuk volume penjualan bauksit juga meningkat hingga enam persen. Jika pada 9M22 sebesar 936 ribu wmt, maka pada 9M23 tercatat sebesar 989 ribu wmt.
Kemudian, volume produksi produk alumina pada 9M23 mencapai 114.524 ton alumina. Sedangkan capaian volume penjualannya mencapai 108.351 ton alumina.
Sebagai anggota Grup MIND ID, Antam juga berupaya untuk konsisten dalam proyek pengembangan usaha dengan berfokus pada penyelesaian proyek strategis perusahaan di 2023. Salah satu upaya tersebut dilakukan dengan memulai tahap awal pengoperasian pabrik feronikel Halmahera Timur berkapasitas 13.500 TNi per tahun.
Antam juga mendukung target pemerintah dalam mencapai net zero emission pada 2060 dengan menerapkan green energy di wilayah operasi perusahaan secara berkelanjutan. Sejalan dengan itu, Antam terlibat dalam pengembangan ekosistem Electric Vehicle (EV) Battery terintegrasi di Indonesia bersama dengan mitra strategis.
Selanjutnya dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Antam terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek tersebut dikembangkan bersama PT Indonesia Asahan Aluminium dengan kapasitas pengolahan sebesar satu juta ton SGAR per tahun.