- PT Bank Mandiri Tbk: Rp55 triliun
- PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk: Rp55 triliun
- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk: Rp55 triliun
- PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk: Rp25 triliun
- PT Bank Syariah Indonesia (BSI): Rp10 triliun
Gubernur BI: Pemindahan Dana Rp200 T ke Bank Himbara Perkuat Likuiditas

- BI meningkatkan likuiditas perbankan dengan pemindahan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun dan berbagai instrumen kebijakan lainnya.
- BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak enam kali, sehingga suku bunga BI 7-day Reverse Repo Rate kini menjadi 4,75 persen.
- Dana sebesar Rp200 triliun dialokasikan ke lima bank Himbara, yaitu Bank Mandiri
Jakarta, IDN Times – Bank Indonesia (BI) menyambut positif langkah pemerintah yang memindahkan dana sebesar Rp200 triliun ke perbankan. Langkah ini dinilai mampu memperkuat likuiditas di pasar uang serta sistem perbankan nasional.
“Kami menyambut baik keputusan Menteri Keuangan yang memindahkan dana dari BI ke likuiditas perbankan. Ini merupakan langkah tepat untuk memperkuat injeksi likuiditas yang selama ini sudah kami lakukan,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam konferensi pers yang digelar Rabu (17/9/2025).
Dana pemerintah yang sebelumnya tersimpan di BI dialihkan ke Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara), yaitu Bank Mandiri, BNI, BTN, dan BRI, dengan alokasi khusus juga diberikan kepada Bank Syariah Indonesia (BSI).
1. Strategi BI tingkatkan likuiditas perbankan

Selain pemindahan dana pemerintah, Bank Indonesia (BI) juga terus meningkatkan likuiditas perbankan melalui berbagai instrumen kebijakan, antara lain penurunan penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp200 triliun, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp217 triliun, serta pemberian insentif likuiditas senilai Rp384 triliun.
Dengan penurunan penerbitan SRBI sebesar Rp200 triliun, dana yang sebelumnya terikat di instrumen ini kini kembali beredar di sistem perbankan. Begitu pula dengan pembelian SBN oleh BI sebesar Rp217 triliun, yang secara langsung menambah likuiditas di pasar.
Secara keseluruhan, langkah-langkah ini menunjukkan BI melakukan ekspansi likuiditas dalam jumlah signifikan, sehingga perbankan dan pelaku usaha memiliki lebih banyak dana untuk kredit, investasi, dan aktivitas ekonomi lainnya.
“Seperti yang kami lakukan, penurunan penerbitan SRBI sebesar Rp200 triliun, pembelian SBN Rp217 triliun, dan insentif likuiditas lainnya sebesar Rp384 triliun,” jelas Perry.
2. BI sudah turunkan suku bunga acuan sebanyak 6 kali

Dari sisi BI, melalui sinergi yang erat dengan kebijakan fiskal, BI juga mengambil langkah all out dalam kebijakan moneternya guna mendukung pemulihan ekonomi, sekaligus tetap menjaga stabilitas makroekonomi.
Salah satu kebijakan moneter yang telah dilakukan adalah penurunan suku bunga acuan sebanyak enam kali sejak September tahun lalu, sehingga suku bunga BI 7-day Reverse Repo Rate kini menjadi 4,75 persen. Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat menurunkan biaya kredit, sehingga mendorong konsumsi dan investasi.
“Jadi, semua kebijakan kami di Bank Indonesia memang telah all out untuk pemulihan pertumbuhan dengan tetap menjaga stabilitas,” tegas Perry.
3. Rincian penempatan dana ke bank Himbara

Dana sebesar Rp200 triliun itu dialokasikan ke lima bank Himbara dengan rincian sebagai berikut: