Hadapi Krisis Global, Gibran Tegaskan Pentingnya Kemandirian Pangan

- Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya kemandirian pangan bagi keberlangsungan bangsa Indonesia.
- Kenaikan populasi dunia diperkirakan akan mendorong lonjakan kebutuhan pangan, sementara kemampuan produksi dan distribusi pangan mengalami penurunan.
- Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dengan stok beras nasional tertinggi dalam 23 tahun terakhir, serta pembangunan infrastruktur pendukung yang terus ditingkatkan.
Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, menegaskan bahwa kemandirian pangan merupakan syarat mutlak bagi keberlangsungan sebuah bangsa.
"Krisis pangan global semakin nyata akibat meningkatnya populasi dunia, konflik geopolitik, serta dampak perubahan iklim," jelas Gibran yang dikutip dalam video monolog yang diunggah di akun Youtube Gibran Rakabuming, Sabtu (10/5/2025).
1. Lonjakan penduduk dunia ikut mendorong kenaikan kebutuhan pangan

Gibran menyebut jumlah penduduk dunia diperkirakan akan mencapai 9,4 miliar jiwa pada 2045, atau meningkat sekitar 14,7 persen dibandingkan tahun ini. Kenaikan tersebut tentu akan mendorong lonjakan kebutuhan pangan secara signifikan.
Namun, di sisi lain, kemampuan dunia dalam memproduksi dan mendistribusikan pangan justru terus mengalami penurunan. "Artinya, kebutuhan pangan akan meningkat tajam," tegas Gibran.
2. Sejumlah faktor memperparah rantai pasok dunia
Ia menyoroti berbagai faktor yang memperparah situasi, mulai dari gejolak geopolitik yang memanas, perang yang tidak berkesudahan, serta ketidakpastian kebijakan yang semakin tinggi. Ditambah lagi, dampak perubahan iklim yang semakin nyata, baik kekeringan ekstrem, banjir maupun longsor yang merusak lahan-lahan pertanian dan mematikan hewan-hewan ternak. Pada akhirnya mengacaukan rantai pasok pangan dunia.
Hal ini menyebabkan terganggunya rantai pasok pangan global. Bahkan, 11 negara telah memberlakukan pembatasan ekspor pangan, bila kondisi semakin sulit, tidak menutup kemungkinan akan semakin banyak negara yang melakukan pembatasan ekspor.
"Untuk melindungi kepentingannya masing-masing. Sehingga seperti yang Bapak Presiden Prabowo selalu sampaikan bahwa kemandirian pangan itu penting. Tidak ada satupun negara yang bisa berdiri tanpa pangan," ungkap Gibran.
3. Sektor pangan cerminkan kedaulatan negara

Gibran menjelaskan masalah pangan merupakan bagian dari kedaulatan kita sebagai bangsa. Jika suatu negara ingin menjadi negara maju, maka sektor pangan harus menjadi perhatian utama.
Saat ini, Indonesia memiliki sekitar 28 juta petani yang bergerak di berbagai sektor. Kekayaan alam yang dimiliki juga menjadi potensi besar, dan patut disyukuri bahwa Indonesia memiliki beragam komoditas unggulan, seperti padi, kelapa sawit, kakao, kopi, jagung, tebu, dan berbagai buah-buahan tropis.
"Stok beras nasional saat ini mencapai lebih dari 3,1 juta ton, tertinggi dalam 23 tahun terakhir. Sementara itu, serapan beras hasil panen petani pada periode Januari hingga Maret mencapai 719 ribu ton, tertinggi dalam 10 tahun terakhir," tegasnya.
4. Sebanyak 218 bendungan dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian

Selain itu, Gibran menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur pendukung terus ditingkatkan, termasuk pembangunan 53 bendungan baru. Dari jumlah tersebut, 45 bendungan di antaranya sudah dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian. Dengan demikian, total sebanyak 218 bendungan memiliki manfaat irigasi.
“Memang dibutuhkan pembangunan dan perbaikan irigasi, baik primer, sekunder, maupun tersier. Oleh sebab itu, tahun ini telah dialokasikan pembangunan dan perbaikan irigasi untuk mengairi dua juta hektare lahan pertanian,” kata Gibran.
Gibran juga menyampaikan bahwa sebanyak 366 ribu kilometer jalan produksi di desa-desa telah dibangun secara bertahap melalui dana desa, guna mempermudah akses distribusi hasil pertanian ke pasar dan pusat pengolahan.
Pengembangan ekosistem pertanian juga menjadi fokus pemerintah, khususnya dalam pemanfaatan teknologi untuk peningkatan produksi, efisiensi distribusi, serta riset dan pengembangan bibit unggul.
"Fasilitas pergudangan modern disebut sebagai bagian penting untuk menjaga kualitas hasil panen dalam jangka waktu yang lebih lama," ujar Gibran.