Harga Batu Bara Global Melemah, Laba Bersih PTBA Anjlok Jadi Rp1,4 T
- Volume produksi dan penjualan batu bara PTBA meningkat 9% dan 8% secara tahunan
- Harga jual rata-rata batu bara PTBA turun 6% akibat pelemahan harga batu bara global
- Pendapatan usaha PTBA naik 2% menjadi Rp31,3 triliun, didorong oleh peningkatan penjualan domestik dan ekspor
Jakarta, IDN Times - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan laba bersih Rp1,4 triliun selama Januari-September 2025. Capaian tersebut anjlok 56,65 persen dibandingkan periode sama 2024 atau secara year on year (yoy) yang mencapai Rp3,23 triliun.
Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail mengatakan, tekanan terhadap harga batu bara global yang masih menurun sepanjang 2025 membuat perseroan mesti melakukan efisiensi guna menjaga profitabilitas.
“Di tengah tekanan harga batu bara global yang masih menurun sepanjang 2025, PT Bukit Asam Tbk berhasil mempertahankan kinerja operasional yang solid serta menjaga profitabilitas melalui peningkatan efisiensi biaya dan optimalisasi portofolio pasar domestik. Hal ini tercermin dari pertumbuhan volume produksi dan penjualan yang tetap positif, serta realisasi capex yang mendukung keberlanjutan operasi dan proyek logistik strategis," tutur Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/10/2025).
1. Kinerja produksi dan penjualan batu bara PTBA

Arsal kemudian menjelaskan, per September 2025 volume produksi batu bara PTBA mengalami kenaikan 9 persen menjadi 35,89 juta ton dari sebelumnya 32,97 juta ton per September 2024.
Sementara itu, volume penjualan batu bara yang dilakukan PTBA sebesar 33,70 juta ton atau mengalami peningkatan 8 persen secara tahunan dibandingkan 2024.
2. Koreksi harga batu bara

Kendati volume penjualan alami peningkatan, pelemahan harga batu bara global membuat harga jual rata-rata batu bara PTBA ikut menurun selama Januari-September 2025.
Harga batu bara Newcastle Index tercatat turun 22 persen yoy dan ICI-3 mengalami penurunan 16 persen yoy.
"Berimbas pada pelemahan harga jual rata-rata yang tercatat turun 6 persen yoy," kata Arsal.
3. Pendapatan PTBA naik 2 persen

Meski begitu, PTBA membukukan pendapatan usaha sebesar Rp31,3 triliun sepanjang Januari-September 2025, tumbuh 2 persen yoy dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp30,6 triliun. Lalu, total aset PTBA per 30 September 2025 tercatat sebesar Rp42,83 triliun. Nominal ini tumbuh 3 persen secara tahunan.
Adapun kenaikan pendapatan terutama ditopang oleh penjualan domestik yang mencapai 18,8 juta ton atau naik 11 persen yoy. Penjualan ekspor juga meningkat 4 persen yoy menjadi 14,8 juta ton.
"Untuk porsi penjualan sampai dengan akhir September 2025 ini, penjualan domestik tercatat sebesar 56 persen, sedangkan sisanya 44 persen merupakan ekspor. Pada periode ini, lima negara tujuan ekspor terbesar ditempati oleh Bangladesh, India, Filipina, Vietnam, dan Korea Selatan," tutur Arsal.

















