Harga Minyak Dunia Diprediksi Terus Naik Pekan Ini

- Kenaikan harga minyak disebabkan oleh konflik Timur Tengah dan ketegangan geopolitik.
- Ekonomi China yang stagnan dan tingginya tingkat pengangguran juga mempengaruhi harga minyak.
- Harga minyak cenderung naik karena pelemahan dolar AS, data inflasi terbaru, dan faktor-faktor lainnya.
Jakarta, IDN Times - Harga minyak hari ini diprediksi naik meski pasar saat ini mengalami koreksi. Analis dari Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer mengatakan, peluang kenaikan harga minyak tersebut masih cukup besar.
Hal itu lantaran adanya beberapa faktor global yang mengiringi seperti masih berlanjutnya konflik Timur Tengah, ketegangan geopolitik, dan kondisi ekonomi di China. Ketegangan di Timur Tengah, terutama setelah serangan udara Israel di Gaza yang menewaskan setidaknya 11 warga Palestina menjadi salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan harga minyak.
Selain itu, tank-tank Israel juga dilaporkan maju ke Rafah dan memasuki kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya mereka kuasai di bagian utara.
"Ketegangan ini menambah kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan minyak dari wilayah tersebut yang merupakan salah satu pemasok utama minyak dunia," kata Andrew dalam pernyataan resminya, Senin (1/7/2024).
1. Ekonomi China stagnan

Sementara itu, ekonomi China yang cenderung stagnan dan tingginya tingkat pengangguran juga menjadi faktor penting dalam analisis harga minyak. Data yang dirilis menunjukkan, aktivitas bisnis di China masih rapuh, meskipun ada langkah-langkah stimulus baru-baru ini.
"Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan permintaan minyak dari importir utama dunia tersebut," ujar Andrew.
2. Data perdagangan minyak di Asia hari ini

Secara tren, harga minyak masih cenderung naik dan belum menunjukkan tanda-tanda perubahan yang signifikan. Pada perdagangan Asia hari ini, harga minyak mengalami kenaikan yang didukung oleh pelemahan dolar AS.
Data inflasi terbaru membuat para pedagang meningkatkan spekulasi bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada September mendatang.
Sejalan dengan itu, harga Brent oil futures naik 0,3 persen menjadi 85,29 dolar ASper barel. Kemudian harga West Texas Intermediate (WTI) crude futures naik 0,4 persen menjadi 81,84 dolar AS per barel. Kedua kontrak tersebut mengalami kenaikan besar sepanjang Juni lalu akibat gejolak geopolitik di Timur Tengah dan Rusia.
Andrew menambahkan, pelemahan dolar AS juga memberikan keuntungan pada harga minyak. Indeks dolar AS turun sekitar 0,2 persen di perdagangan Asia, memperpanjang penurunan dari hari Jumat setelah Indeks Harga PCE menunjukkan inflasi sedikit menurun di bulan Mei.
Angka ini mendorong optimisme bahwa inflasi AS mendingin dan meningkatkan taruhan pada penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September.
"Dolar AS yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pembeli internasional sehingga meningkatkan permintaan minyak," ujar Andrew.
3. Fokus yang mesti diperhatikan pekan ini

Andrew pun menyoroti beberapa hal yang bisa menjadi penyebab naik turunnya harga minyak pekan ini. Pertama pidato Ketua The Fed, Jerome Powell pada Selasa (2/7/2024) dan juga risalah pertemuan The Fed edisi Juni yang akan dirilis sehari setelahnya atau Rabu (3/7/2024).
Kemudian, data penting penggajian non-pertanian juga akan dirilis pada hari Jumat pekan ini yang menjadi pertimbangan utama bagi The Fed dalam menggerakkan suku bunga. Meskipun ada sinyal positif pada suku bunga, data inventaris yang dirilis minggu lalu menunjukkan bahwa permintaan bahan bakar AS tetap lemah meskipun ada peningkatan perjalanan selama musim panas.
Di sisi lain, data indeks manajer pembelian (PMI) yang lemah dari China menambah kekhawatiran terhadap permintaan minyak global. Aktivitas manufaktur PMI di negeri Tirai Bambu ini menyusut untuk dua bulan berturut-turut, sedangkan aktivitas non-manufaktur juga terlihat melemah.
"Data PMI tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di China menyusut meskipun ada langkah-langkah stimulus baru-baru ini yang dapat berdampak negatif pada permintaan minyak mentah," kata Andrew.