Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Kebijakan Prioritas OJK Membantu Percepat Pemulihan Ekonomi

ANTARA FOTO/Muhammad Adimadja

Jakarta, IDN Times – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan OJK telah memiliki sejumlah prioritas kebijakan untuk membantu pemulihan ekonomi agar berjalan lebih cepat.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan yang disiarkan langsung di YouTube Kementerian Keuangan, Senin (1/2/2021).

“Dari kebijakan sektor keuangan, ini untuk meng-address beberapa hal agar kita bisa cepat proses pemulihan ekonomi ini,” ujarnya.

1. Kinerja sektor keuangan tetap baik di tengah pandemik

IDNTimes/Holy Kartika

Dalam pemaparannya, Wimboh mengatakan bahwa kinerja sektor keuangan Indonesia tetap baik pada akhir tahun lalu meski berada di tengah krisis pandemik COVID-19. Menurut Wimboh, sejumlah indikator penting untuk pertumbuhan ekonomi telah mencatatkan kinerja positif pada periode tersebut.

“Pada saat ini sampai terutama angka-angka di bulan Desember kemarin dapat kami sampaikan bahwa tetap stabil dengan permodalan yang masih cukup kuat 23,84 persen, lantas dengan tingkat likuiditas yang cukup ample. Berbagai indikator likuiditas juga dapat kami sampaikan tidak ada masalah, bahkan ada excess likuiditas yang cukup besar," katanya.

“NPL berada di 3,06. Ini semua memberikan keyakinan bahwa sektor keuangan kita bisa bertahan dalam masa pandemik ini dan itu juga restrukturisasi kredit terus kami lanjutkan sampai 2022, memberikan ruang bagi dunia usaha untuk bisa bertahan sejalan dengan bagaimana kita mengupayakan agar ini bisa tumbuh lagi,” tambahnya.

2. Optimistis dengan kinerja sektor keuangan di 2021

Dok. OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY

Di sisi lain, Wimboh menyayangkan bahwa angka perkreditan secara total minus 2,41 persen. Meski demikian, ia mengatakan angka-angka yang tercatat pada November-Desember semuanya positif.

“Dapat kami sampaikan bahwa untuk modal kerja sudah positif meskipun 0,57 persen. Investasi juga positif 0,91 persen, konsumsi juga positif 0,46 persen. Total month to month ini ada 34,1 triliun dengan persentase 0,63 persen,” katanya.

“Ini adalah satu indikator yang mencerminkan bahwa kita bisa lebih optimis di 2021,” lanjutnya.

3. Kebijakan untuk mendongkrak ekonomi

Kantor pusat Otoritas Jasa Keuangan Indonesia di Jakarta (IDN Times/Aldila Muharma)

Meski optimis dengan kinerja sektor keuangan tahun ini, namun Wimboh juga mengatakan OJK tetap mencari berbagai cara untuk dapat membantu memulihkan ekonomi lebih cepat. Oleh karenanya, OJK akan memprioritaskan berbagai hal termasuk kredit-kredit yang bisa mengungkit pertumbuhan ekonomi.

“Di antaranya dapat kami sampaikan bahwa kredit tersebut, bahwa yang pertama agar kredit restrukturisasi ini sampai 2022 bulan Maret agar bisa dilakukan secara berulang apabila memang masih diperlukan, dengan tidak mengenakan biaya yang berlebihan kepada debitur. Agar ini bisa cepat bangkit,” jelasnya.

Di samping itu, lanjut dia, OJK juga menurunkan bobot risiko untuk kredit untuk pembiayaan properti, kendaraan bermotor, yang nantinya secara detail akan disampaikan secara terpisah.

"Yang tadinya adalah 200 bisa kita turunkan misalnya kredit agunan properti komersil dari yang tadinya 100 bisa kita turunkan lebih rendah lagi, dan juga kredit kepemilikan rumah residensial. Untuk rumah tinggal bisa kami turunkan juga dan nanti tentunya secara detail akan kami sampaikan dan juga di samping itu untuk kredit kepada sektor kesehatan, ini juga akan kami berikan BNPK-nya untuk lebih rendah sehingga bisa lebih leluasa sektor itu untuk memberikan servis kepada sektor kesehatan yang sekarang ini diperlukan oleh masyarakat,” paparnya.

4. Fokus membantu UMKM

Ilustrasi pelaku UMKM. IDN Times/Dhana Kencana

Di samping itu, hal lain yang akan dilakukan OJK untuk mempercepat pemulihan ekonomi adalah dengan mempercepat akses pembiayaan, khususnya pelaku UMKM dengan perluasan ekonomi digital dari hulu sampai hilir.

“(Ini) termasuk lembaga keuangan mikro maupun BPR akan kami dorong untuk menerapkan digitalisasi sehingga mempercepat akses masyarakat terutama masyarakat di daerah untuk bisa lebih luas mendapatkan pembiayaan dari sektor keuangan,” katanya.

Dia mengatakan, OJK juga mempersiapkan sovereign wealth fund bagi LPI dalam hal melakukan transaksi.

"Dengan cara begitu sehingga kita memberikan keleluasaan lebih luas bagi LPI nanti apabila memerlukan transaksi-transaksi di sektor keuangan,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rehia Sebayang
Dwifantya Aquina
Rehia Sebayang
EditorRehia Sebayang
Follow Us