Integrasi Layanan Jadi Kunci Pelaku Usaha Logistik Bertahan

Jakarta, IDN Times - Fulfillment At Speed (FAS) menilai integrasi layanan logistik dalam model all-in-one enabler menjadi kunci transformasi bisnis pelaku usaha di Indonesia.
Direktur Komersial FAS, Alvin Hadibowo, menjelaskan melalui layanan terpadu yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, pelaku usaha dapat fokus mengembangkan produk dan strategi komersial tanpa terbebani urusan operasional yang kompleks.
"Selama ini, banyak pelaku usaha melihat logistik hanya sebagai pusat biaya. Padahal dengan pendekatan terintegrasi, logistik bisa menjadi penggerak pertumbuhan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (24/10/2025).
1. Baru 42 persen penyedia logistik di Indonesia lakukan pengiriman secara real time

Pandangan ini semakin relevan di tengah pesatnya pertumbuhan e-commerce. Konsumen kini menuntut layanan yang lebih cepat, transparan, dan responsif sebuah standar baru yang menekan pelaku usaha untuk beradaptasi.
"Banyak pelaku usaha, khususnya rintisan, sering kali harus memilih antara memperkuat operasi atau mengembangkan aspek komersial. Kondisi ini membuat mereka perlu menambah SDM atau biaya tambahan agar bisnis tetap berjalan. Dengan layanan all-in-one, kebutuhan itu bisa diatasi lebih efisien sehingga bisnis dapat tumbuh lebih cepat," ujar Alvin.
Data Google & Temasek e-Conomy SEA 2024 menunjukkan, baru 42 persen penyedia logistik di Indonesia yang mampu memberikan pembaruan pengiriman secara real-time. Sementara itu, survei McKinsey & Company mencatat hampir 90 persen profesional rantai pasok global mengalami gangguan operasional dalam 12 bulan terakhir.
2. Teknologi pemantauan real time mudahkan pelaku usaha awasi proses hulu ke hilir

FAS, dijelaskannya, menghadirkan solusi menyeluruh, mulai dari pergudangan berbasis AI/ML, distribusi online dan offline, pemenuhan pesanan, hingga layanan pelanggan 24 jam.
Teknologi pemantauan real-time memungkinkan pemilik usaha mengawasi seluruh proses dari hulu ke hilir, mempercepat pengiriman, sekaligus menjaga kualitas layanan pelanggan.
'Integrasi distribusi online, gudang, dan distribusi offline membuat proses bisnis lebih mulus dan scalable. Dengan begitu, pelaku usaha tidak hanya menjaga efisiensi, tapi juga bisa meningkatkan kepuasan pelanggan," ujar Alvin.
3. Bisa menekan biaya logistik

Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Trismawan Sanjaya, menilai konsep all-in-one lebih praktis karena dapat menekan biaya overhead.
“Kalau dia all-in-one, overhead-nya satu. Kalau dia pakai sekian pihak, dari pajak sampai biaya operasional, jadi berlapis,” katanya.
Trismawan menyatakan, ALFI telah memberikan sejumlah masukan dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penguatan Logistik Nasional agar model layanan terintegrasi ini lebih mudah diadopsi oleh pelaku logistik lokal.
Namun, dia mengakui regulasi untuk menjadi all-in-one enabler saat ini masih tergolong rumit karena izin yang terpisah-pisah dan pajak yang belum direlaksasi.

















