Istana Beberkan Penyebab IHSG Merosot

Intinya sih...
- Investor melepas saham untuk aset yang lebih aman, seperti emas, menyebabkan turunnya IHSG dan indeks saham lain di dunia.
- Pemerintah menerbitkan surat utang negara (SUN) senilai Rp28 triliun, menunjukkan kepercayaan pasar kepada pemerintah meski IHSG turun.
Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Dedek Prayudi membeberkan penyebab Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari sempat merosot. Dia menyebut, sejumlah investor di dunia sedang melepaskan kepemilikan saham mereka.
"Katanya nih, katanya asing gak percaya dengan Pemerintah Prabowo, sehingga IHSG ditinggalkan, sehingga IHSG turun, merosot, kurang lebih begitu, katanya," ujar pria yang akrab disapa Uki dalam pernyataannya yang diunggah di akun Instagram @jurubicarapco, Rabu (26/3/2025).
"Faktanya, investor itu sebenarnya sedang melepas kepemilikan saham di seluruh dunia. Untuk apa? Untuk membeli aset yang lebih aman, misalnya seperti emas. Nah ini akibatnya semua bursa itu turun," sambungnya.
1. Tidak hanya IHSG yang turun
Menurut Uki, indeks saham yang turun tidak hanya terjadi pada IHSG tapi juga indeks saham lainnya di dunia. Dengan koreksinya IHSG, instrumen investasi safe haven seperti emas pun melonjak.
"Jadi nggak cuma IHSG ya. Indeks S&P 500 misalnya itu dalam 1 bulan, dia tuh turunnya udah 10 persen. Dan harga emas otomatis ya melejit naik dong," ujar Uki.
2. Iklim investasi masih baik
Meski IHSG turun, Dedek menuturkan, di dalam negeri, pemerintah menerbitkan surat utang negara atau SUN.
"Dan gak main-main, uang yang terkumpul dari SUN itu tembus Rp28 triliun. Ini justru menggambarkan kepercayaan pasar kepada pemerintah," ujar dia.
Menurutnya, dengan mengalihkan saham ke surat utang negara, bisa memberikan kepercayaan pasar terhadap pemerintah.
"Iklim investasi masih terjaga dengan baik. Teman-teman gak usah panik, gak usah takut ya. Defisit tetap terjaga di 2,5 persen PDB. Penerimaan pajak bruto mengalami kenaikan 6,6 persen dan penawaran surat berharga negara atau SBN yang masuk ke pemerintah itu sekitar Rp62 triliun, di mana 23 persennya itu berasal dari luar negeri," tutur dia.
3. Pemerintah bekerja siang dan malam
Uki mengatakan, pemerintah bekerja siang dan malam untuk menjaga iklim investasi terjaga dengan baik.
"Jadi teman-teman gak usah khawatir sekali lagi, iklim investasi tetap terjaga baik," ucapnya.