Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jokowi Ingin Hilirisasi Rumput Laut

Ilustrasi budidaya rumput laut. IDN Times/Wayan Antara

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo kerap bicara Indonesia ingin melakukan hilirisasi industri. Jokowi mengatakan, hilirisasi itu tidak hanya untuk produk tambang.

Menurut Jokowi, pemerintah berencana melakukan hilirisasi rumput laut. Hal itu Jokowi sampaikan dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Negara, Jakarta pada Kamis (10/8/2023).

"Beliau itu melihat potensi rumput laut itu sangat besar, tidak hanya mendatangkan uang besar, karena kita produsen terbesar, kalau kita olah menjadi clean energy dan barang-barang lain, itu harganya bisa berlipat-lipat," ujar Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis dalam program Ngobrol Seru dengan topik Seru! Dari Balik Pertemuan Jokowi dengan Pemred di kanal YouTube IDN Times.

1. Rumput laut mudah dibudidayakan

Kondisi areal budidaya rumput laut petani Pantai Serangan rusak karena bangkai kapal (Dok.IDN Times/Wayan Budiarta)

Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan bahwa rumput laut mudah dibudidayakan. Sehingga, diharapkan bisa membantu ekonomi masyarakat pesisir.

Indonesia selama ini melakukan ekspor rumput laut secara mentah ke Filipina dan Thailand.

2. Jokowi senang ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen

Presiden Joko (Jokowi) Widodo (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Di depan para pemimpin redaksi media massa, Jokowi mengaku optimis ekonomi Indonesia akan semakin tumbuh. Jokowi menyampaikan kejutan bahwa ekonomi Indonesia berhasil tumbuh di angka 5,17 persen di kuartal II 2023.

Padahal sebelumnya diperkirakan hanya 4,9 persen atau 5 persen. Pertumbuhan ekonomi ini misalnya yang berkontribusi besar adalah hilirisasi.

Misalnya nikel, di Maluku Utara itu pertumbuhan 23 persen. Presiden Jokowi kemudian membacakan angka pertumbuhan ekonomi di provinsi besar di Indonesia.

3. Jokowi sebut masih ada pekerjaan rumah

Presiden Joko "Jokowi" Widodo (dok. Sekretariat Presiden)

Jokowi mengakui, masih ada pekerjaan rumah besar yaitu bagaimana pertumbuhan ini bisa diikuti oleh pemerataan ekonomi.

"Ini pekerjaan rumah kita, karena uang-uang itu masih larinya ke Jakarta. Jadi kegiatan ekonomi di luar Jawa itu masih belum memberikan pemerataan ekonomi karena uangnya lari ke Jawa, khususnya Jakarta. Kenapa? Karena kantor-kantor pusatnya kan masih di Jakarta," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Ilman Nafi'an
Dwifantya Aquina
Muhammad Ilman Nafi'an
EditorMuhammad Ilman Nafi'an
Follow Us