Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kala Lahan Bekas Tambang Disulap Jadi Wisata Alam yang Rindang

Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea yang terletak di Sorowako, Sulawesi Selatan. (Google Foto/Nindia Deswitasari)

Bila membicarakan tentang Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea di Sorowako, Sulawesi Selatan, terlintas penggalan puisi karya sastrawan Acep Zamzam Noor:

Siapakah yang menyiramkan hijau
Ketika punuk bukit kembali bersemi

Selain menjadi sarana wisata di alam, taman rekreasi, dan wisata pengetahuan yang mengedukasi, Taman Kehati Sawerigading Wallacea adalah wujud nyata dari komitemen PT Vale Indonesia dalam melestarikan keanekaragaman hayati di lahan pasca-tambang. 

Seperti diketahui, Taman Kehati memiliki luas hingga 75 hektare dengan berbagai jenis pohon endemik dan lokal, penangkaran rusa, hingga area persemaian (nursery) kebun bibit. Ulasan ini akan membantumu memahami Taman Kehati Sawerigading Wallacea.

1. Berawal dari lahan bekas tambang PT Vale Indonesia

Taman Kehati Sawerigading Wallacea yang terletak di Sorowako, Sulawesi Selatan. (Google Foto/Nindia Deswitasari)

Sebagai informasi, Taman Kehati adalah lahan bekas tambang pertama PT Vale Indonesia dalam rentang tahun 1969—1970. Jika melihat lebih jauh, sekilas seperti hutan biasa, tetapi taman itu adalah lahan bekas tambang yang dihijaukan kembali oleh PT Vale Indonesia dengan motonya, yakni Menambang Kebaikan.

Presiden Joko Widodo meresmikan secara langsung Taman Kehati Sawerigading Wallacea pada 30 Maret 2023 lalu. Kunjungannya sekaligus untuk melihat area operasional perusahaan nikel berusia 56 tahun itu.

Dalam sejarahnya, mantan Presiden Joko "Jokowi" Widodo merupakan presiden kedua yang berkunjung ke PT Vale di Luwu Timur setelah Presiden Soeharto pada tahun 1977.

“Tadi cek bagaimana PT Vale Indonesia menyiapkan bibit untuk merehabilitasi, mereklamasi lahan bekas tambang. Sangat bagus. Saya segera perintahkan kepada seluruh perusahaan tambang di Indonesia meniru yang dilakukan PT Vale,” kata mantan Presiden Jokowi.

Setelah diresmikan, Taman Kehati dibuka untuk umum. Masyarakat pun sudah bisa menikmati berbagai fasilitasnya sejak 29 Juli 2023.

2. Asal-usul nama dan berbagai fasilitas di Taman Kehati Sawerigading Wallacea

Taman Kehati menyediakan arboretum dengan koleksi 74 jenis pepohonan lokal dan endemik. (dok. PT Vale Indonesia)

Dilansir situs resmi PT Vale, Taman Kehati PT Vale mengambil nama Sawerigading, yang merupakan cucu dari Batara Guru, sang penguasa Bumi menurut epos La Galigo. Kemudian, Wallacea adalah garis yang mengindikasikan keanekaragaman hayati di Indonesia.

Selain itu, Taman Kehati ini mengelola area seluas 15 hektare dengan rencana pengembangan hingga 60 hektare. Fasilitas yang tersedia meliputi pusat persemaian modern (nursery) berkapasitas 700 ribu bibit per tahun, arboretum dengan koleksi 74 jenis pohon lokal dan endemik, serta rumah kayu dan dojo untuk kegiatan terkait lingkungan hidup. 

"Untuk menyuplai tanaman bagi kegiatan rehabilitasi pasca-tambang, kami bangun nursery dengan produksi yang sangat besar di atas lahan seluas 2,5 hektare yang saat ini memproduksi 700 ribu bibit pohon per tahun, meskipun saat ini baru digunakan sekitar 350 ribu bibit," kata CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy, saat menjadi pembicara Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times di IDN HQ, Jakarta, Rabu (15/1).

Selain itu, Taman Kehati ini juga menjadi rumah bagi 28 ekor rusa, dengan 10 di antaranya telah dilepasliarkan. PT Vale Indonesia juga merencanakan pembangunan fasilitas penangkaran kupu-kupu endemik untuk mendukung konservasi fauna lokal. 

3. Jadi sarana edukasi dan rekreasi bagi pengunjung

Taman Kehati Sawerigading Wallacea di Sorowako juga berperan sebagai sarana edukasi bagi pelajar. (dok. PT Vale Indonesia)

Selain fungsi konservasi, Taman Kehati ini juga berperan sebagai sarana edukasi bagi pelajar dan masyarakat umum, serta tempat rekreasi yang menawarkan pengalaman belajar di alam terbuka. 

“Lokasi ini tidak hanya menjadi pusat pembibitan, tetapi juga terbuka untuk publik sebagai tempat edukasi dan penelitian biodiversity. PT Vale Indonesia memanfaatkan kawasan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keanekaragaman hayati, mengingat Sulawesi adalah salah satu wilayah dengan keunikan flora dan fauna yang luar biasa,” jelas Febri–sapaan akrab CEO PT Vale Indonesia Tbk.

Untuk mengunjungi taman ini, kamu hanya perlu menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) tanpa dikenakan biaya tiket masuk, alias gratis. Saat berkunjung, kamu diharapkan mematuhi peraturan yang ditetapkan, seperti membawa tempat minum pribadi, menggunakan sepatu tertutup dan celana panjang, serta menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya.

"Dengan berbagai langkah ini, PT Vale Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai perusahaan tambang yang peduli pada masa depan lingkungan dan generasi mendatang. Karena tidak akan ada tambang jika tidak memperhatikan masa depan," ungkap Febri.

Itulah beberapa hal yang mencerminkan dedikasi perusahaan dalam #MenambangKebaikan pada aspek perlindungan lingkungan dan keanekaragaman hayati, serta pasca-penutupan tambang. 

Seperti yang disampaikan CEO PT Vale Indonesia, tidak ada masa depan tanpa pertambangan, dan tidak ada pertambangan tanpa masa depan. Hal ini karena semua tergantung dari kita dan berawal dari kita, #StartsWithMe.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us