Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenhub Izinkan KCI Impor Kereta Bekas dari Jepang

Ilustrasi KRL (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan rekomendasi untuk PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengimpor kereta bekas dari Jepang. Kereta bekas itu diimpor untuk mengisi kekurangan sejumlah kereta rel listrik (KRL) yang akan pensiun di tahun ini dan tahun depan.

“Pengadaan sarana ini harus segera dilaksanakan untuk menggantikan beberapa rangkaian kereta yang akan dipensiunkan pada 2023-2024 mengingat usia pakainya yang sudah terlalu lama,” tutur Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati dalam keterangan resmi, Rabu (1/3/2023).

1. Kereta bekas yang diimpor dari Jepang harus diperbaiki pakai komponen buatan lokal

Ilustrasi Kegiatan di dalam Stasiun KRL (Dok. KRL)

Untuk mengimpor kereta bekas dari Jepang, Kemenhub mewajibkan KCI untuk memastikan kelayakan komponen-komponen sarana yang berhubungan langsung dengan keselamatan.

Jika nantinya diperlukan revitalisasi pada kereta bekas dari Jepang tersebut, maka diimbau prosesnya menggunakan komponen produksi lokal.

“Jika nanti sudah diputuskan akan dilakukan pengadaan sarana bukan baru, kami berharap PT KCI pun dapat memperhatikan komponen seperti bogie, roda, kelistrikan, dan pengereman agar dapat diperbaiki atau diganti dengan komponen baru,” ujar Adita.

2. Butuh waktu lama menunggu kereta produksi INKA

Proses produksi di PT INKA. (IDN Times/Nofika)

Sebelumnya, KCI sendiri sudah meneken komitmen dengan PT Industri Kereta Api (INKA) untuk pengadaan kereta baru. Namun, butuh 2-3 tahun untuk INKA menyelesaikan pembuatan kereta baru tersebut.

Oleh sebab itu, kereta bekas dari Jepang diperlukan sebagai solusi sementara.

“Namun demikian perlu ada solusi sementara untuk mengatasi lonjakan penumpang KRL sampai produk INKA selesai dan dapat digunakan untuk melayani,” ucap Adita.

3. Jumlah penumpang KRL bakal terus bertambah

Sejumlah penumpang KRL berjalan di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (13/2/2023). (ANTARA FOTO/Fauzan)

Selain faktor usia sarana yang mengharuskan sejumlah unit KRL pensiun, jumlah penumpang KRL juga akan terus bertambah ke depannya. Sehingga, dibutuhkan sarana yang memadai untuk menampung ratusan juta penumpang KRL.

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh PT KCI, realisasi penumpang tertinggi sebelum pandemiK sudah menyentuh angka 336,3 juta orang penumpang pada 2019. Jumlah penumpang diproyeksikan akan terus meningkat hingga 523,6 juta orang pada 2040.

Untuk bisa mengakomodasi pertumbuhan tersebut, diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas angkut dari 436 juta orang penumpang pada 2023, menjadi 517 juta orang pada 2026. “Sehingga, sarana KRL bukan baru menjadi pilihan yang bijak menurut kami, sembari menunggu proses produksi dari INKA selesai,” kata Adita.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us