Keputusan Kosovo Tutup Bank Serbia Dikecam Barat

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) melontarkan kritik terhadap keputusan Kosovo untuk menutup paksa bank Serbia di wilayah utara. Tindakan itu diklaim akan meningkatkan ketegangan antara Kosovo-Serbia, beserta kawasan Balkan Barat.
Sehari sebelumnya, aparat kepolisian Kosovo sudah menggerebek enam bank di wilayah dominan etnis Serbia. Langkah ini diklaim sebagai bagian dari periode transisi peralihan mata uang dinar Serbia ke euro menyusul keputusan Bank Sentral Kosovo.
1. AS sebut aksi Kosovo dilakukan secara sepihak
Wakil Asisten Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS Nicole Chulick mendesak Kosovo untuk mendengarkan rekan dekatnya untuk melancarkan negaranya dapat pengakuan dan bergabung dengan institusi Euro-Atlantik.
"Sehari sebelumnya, polisi Kosovo menutup paksa dan menyegel enam cabang bank Serbia yang beroperasi di wilayah utara. Padahal, mata uang dinar yang beredar masih digunakan secara luas dan dibutuhkan oleh ribuan warga etnis Serbia," terangnya pada Selasa (21/5/2024), dikutip RFE/RL.
Sementara itu, Duta Besar (Dubes) AS di Pristina Jeffrey Hovenier menegaskan bahwa aksi dari Kepolisian Kosovo kemarin dilakukan sepihak tanpa koordinasi bersama rekanan internasional.
"Tindakan ini sama sekali tidak ada campur tangan atau arahan maupun bantuan dari rekanan internasional Kosovo. Seluruh Kedutaan Besar (Kedubes) dari negara-negara Barat di Pristina memperingatkan tindakan ini akan menyulut ketegangan baru," sambungnya.
2. UE khawatirkan sulitnya tercapai normalisasi relasi Serbia-Kosovo
Menanggapi langkah Kosovo, juru bicara UE, Peter Stano menyatakan kekhawatirannya dan memperingatkan akan munculnya ketegangan baru dengan Serbia yang disebabkan aksi penutupan Postal Savings Bank di Kosovo Utara.
"UE memperhatikan betul operasi polisi setempat di enam cabang Postal Savings Bank pada Senin. Operasi tersebut membuktikan bahwa otoritas Kosovo memprioritaskan aksi sepihak dan tanpa koordinasi dibandingkan langkah kooperatif dengan rekannya," tegasnya, dilansir N1.
"Penutupan paksa kantor cabang bank Serbia tersebut tanpa pemberitahuan lebih awal dan koordinasi menunjukkan bahwa Kosovo menolak menggunakan cara normalisasi dan ini akan merusak citra baik Kosovo dalam menormalisasi hubungan lewat jalur diplomasi," sambungnya.
Di sisi lain, pasukan KFOR yang ditempatkan di sana mengatakan tidak ikut dalam aksi penggerebekan di Postal Savings Bank tersebut.
3. Postal Savings Bank sebut semua pelanggan dan pekerja dalam kondisi aman
Pada hari yang sama, pihak Postal Savings Bank mengatakan bahwa semua pengunjung bank dalam keadaan aman di tengah penggerebekan cabangnya di Kosovo. Pihaknya pun menyebut tidak ada kerusakan di kantor tersebut.
"Meski operasional cabang di Kosovo Utara ditangguhkan untuk sementara waktu, pelanggan masih dapat melakukan layanan perbankan di cabang terdekat yang berlokasi di perbatasan Kosovo, Jarinje, Bernjak, Merdare, dan Koncul," ungkapnya, dilansir Euronews.
Pihak bank menambahkan bahwa semua pegawai bank masih dipekerjakan untuk membantu operasional cabang sementara yang didirikan di area perbatasan.
Di sisi lain, Kepala Pemerintahan Serbia di Kosovo, Petar Petkovic menegaskan bahwa penjagaan polisi Kosovo di cabang Postal Savings Bank adalah langkah untuk menutup institusi Serbia dan mengusir warga etnis Serbia di Kosovo.