Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kuota FLPP Bakal Ditambah 800 Ribu Unit, Realisasikan 3 Juta Rumah

Realisasikan Program 3 Juta Rumah, pemerintah tambah kuota FLPP. (Dok/Istimewa).
Realisasikan Program 3 Juta Rumah, pemerintah tambah kuota FLPP. (Dok/Istimewa).

Jakarta, IDN Times - Pemerintah berencana meningkatkan kuota fasilitas likuiditas pembiyaan perumahan (FLPP) menjadi 800 ribu unit rumah pada 2025 atau meningkat 580 ribu unit dari kuota tahun ini sebesar 200 ribu unit.

Peningkatan kuota ini merupakan langkah untuk merealisasikan program 3 juta rumah besutan Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

1. Alasan pemerintah bertekad bangun 3 juta rumah

Ilustrasi rumah subsidi. (IDN Times/Dhana Kencana)
Ilustrasi rumah subsidi. (IDN Times/Dhana Kencana)

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mengatakan, program 3 Juta Rumah dilandasi keprihatinan Presiden Prabowo Subianto yang memiliki perhatian serius untuk menyisir masyarakat terbawah di Indonesia, yakni mereka yang tidak terdata dan tidak memiliki rumah karena kondisi ekonomi yang sangat lemah, sehingga terpaksa tinggal di pemukiman kumuh di perkotaan, menggelandang, atau tinggal di rumah yang tidak layak huni.

“Misinya bukan hanya untuk membangun rumah, tetapi memberantas kemiskinan. Indonesia akan mencapai 100 tahun kemerdekaan, tapi masih banyak rumah yang tidak memiliki fasilitas mandi-cuci-kakus (MCK), sehingga orang buang air di sungai. Kami sebagai pejabat datang dan pergi, waktu yang kami punya itu singkat, sehingga kami tidak ingin main-main ketika mendapat mandat dari rakyat,” tutur Fahri, Sabtu (30/11/2024).

2. BTN siap dukung rencana penambahan kuota FLPP

Realisasikan Program 3 Juta Rumah, pemerintah tambah kuota FLPP. (Dok/Istimewa).
Realisasikan Program 3 Juta Rumah, pemerintah tambah kuota FLPP. (Dok/Istimewa).

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan bahwa BTN siap mendukung rencana Kementerian PKP menaikkan kuota FLPP.

“Kami menyambut baik ada upaya menaikkan kuota KPR Subsidi dari biasanya sekitar 200.000 menjadi 800.000. Kami sedang mendiskusikannya secara teknis untuk pelaksanaannya. Kami harap ini bisa menjadi keputusan presiden,” kata Nixon.

Program FLPP merupakan intervensi pemerintah untuk mengatasi masalah affordability dan accessability khususnya bagi MBR yang memiliki kapasitas keuangan yang terbatas

3. BTN butuh dana Rp70 triliun untuk penambahan kuota FLPP jadi 800 ribu unit

Ilustrasi investasi (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi investasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurutnya dari sisi pendanaan, Nixon mengungkapkan, kenaikan kuota FLPP menjadi 800.000 unit akan memerlukan dana sekitar Rp70 triliun, jauh lebih besar dari pendanaan FLPP saat ini hampir Rp30 triliun.

Jika skema pembagian proporsi diubah menjadi 50 persen-50 persen antara APBN dan perbankan, maka BTN memerlukan alternatif sumber pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK) reguler. Salah satunya yakni penerbitan obligasi dan pinjaman luar negeri yang nilainya bisa mencapai sekitar Rp10 triliun hingga Rp12 triliun.

“Selain menyiapkan DPK, kami ingin menerbitkan bonds (obligasi), namun usulan kami adalah supaya obligasi tersebut bisa dijamin pemerintah, sehingga akan lebih murah untuk kami dan size yang didapat bisa lebih besar. Kami juga akan mencari kanal-kanal pinjaman luar negeri dan saat ini kami sedang banyak bertemu dengan investor,” ungkap Nixon.

4. Atasi kuotas yang terbatas di saat permintaan naik

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait bersama Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pengecekan beberapa apartemen berkonsep transit oriented development (TOD) (IDN Times/Triyan)
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait bersama Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pengecekan beberapa apartemen berkonsep transit oriented development (TOD) (IDN Times/Triyan)

Di sisi lain, Menteri PKP Maruarar Sirait mengatakan, rencana peningkatan kuota FLPP dilakukan untuk memecahkan masalah keterbatasan kuota yang masih dialami hingga kini, padahal permintaan konsumen tinggi.

Berdasarkan informasi yang dikemukakan oleh Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, saat ini terdapat sekitar 46.000 aplikasi yang sudah mendapat persetujuan KPR dari BTN namun masih mengantri kuota FLPP dari negara.

“Program yang selama ini disukai oleh semua stakeholder perumahan adalah FLPP, tapi masalahnya kuotanya terbatas. Padahal, kredit macetnya kecil sekali. Sebetulnya program yang paling bagus adalah melakukan sesuatu yang semuanya senang sehingga kita bekerja dengan gembira. FLPP ini adalah program yang berhasil, dan kalau ada program dari jaman sebelumnya yang bagus, tidak apa-apa kita teruskan,” ujar Maruarar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us