Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Laju Ekspor di Oktober Drop 10,43 Persen Jadi 22,15 Miliar Dolar AS

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini. (dok. YouTube BPS).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini. (dok. YouTube BPS).

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2023 tembus 22,15 miliar dolar Amerika Serikat atau anjlok hingga 10,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) mencapai 24,37 miliar dolar AS. Namun, bila dibandingkan secara bulanan (month to month) ekspor mengalami kenaikan 6,76 persen.

"Secara tahunan (yoy), nilai ekspor mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 10,43 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam Konferensi Pers BPS, Rabu (15/11/2023).

Nilai ekspor ini berasal dari migas senilai 1,37 miliar dolar AS atau turun 2,38 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara itu, ekspor nonmigas naik 7,42 persen dengan nilai ekspor 20,78 miliar dolar AS.

1. Ekspor migas turun 2,38 persen

Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)
Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Kenaikan nilai ekspor Oktober 2023 didorong oleh peningkatan ekspor non-migas, terutama golongan bahan bakar mineral HS 27 yang naik 24,61 persen, logam mulia dan perhiasan atau permata HS 71 naik 43,1 persen dan alas kaki naik 39,55 persen.

Sementara itu, penurunan ekspor migas 2,38 persen didorong oleh penurunan nilai ekspor minyak mentah yang turun 11,85 persen dibandingkan bulan sebelumnya

"Kontraksi laju ekspor secara (yoy) didorong oleh penurunan ekspor non-migas dan melanjutkan tren yang terjadi sejak awal tahun, terutama disebabkan oleh harga-harga komoditas unggulan di pasar global lebih rendah dibandingkan dengan kondisi tahun lalu," jelas Pudji.

Sektor non-migas terdiri dari pertanian, kehutanan, dan perikanan, berkontribusi sebesar 0,37 miliar dolar AS terhadap ekspor non-migas Oktober 2023. Pertambangan menyumbang 4,26 miliar dolar AS dan sektor industri pengolahan sebesar 16,14 miliar dolar AS.

2. Sektor pertambangan turun 28,7 persen secara tahunan

Ilustrasi pertambangan. IDN Times/Yuda Almerio
Ilustrasi pertambangan. IDN Times/Yuda Almerio

Dia menjelaskan pada Oktober 2023, nilai ekspor non-migas mengalami penurunan secara tahunan (yoy) pada semua sektor.

Penurunan terdalam terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya sebesar, yaitu -28,7 persen (yoy). Namun, secara bulanan naik 10,66 persen (mtm).

"Secara bulanan semua sektor mengalami peningkatan kecuali sektor pertanian Kehutanan dan Perikanan. Kenaikan ini terutama didorong oleh sektor industri pengolahan," ujar Pudji.

3. Komoditas unggulan Indonesia ekspornya naik

Menurutnya, ekspor industri pengolahan yang naik cukup besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya adalah perhiasan dan barang berharga, kemudian besi atau baja, sepatu olahraga, nikel, serta minyak kelapa sawit.

"Pada bagian ini, saya akan mendalami kinerja ekspor beberapa komoditas unggulan Indonesia yakni batubara minyak kelapa sawit serta besi dan baja," jelasnya. 

Pudji menjelaskan nilai ekspor Indonesia untuk tiga komoditas unggulan tersebut mengalami kenaikan secara bulanan peningkatan nilai ekspor batu bara lebih didorong oleh peningkatan volume ekspornya.

"Volume ekspor batu bara bulan ini naik 18,21 persen. Kemudian, kenaikan nilai ekspor minyak kelapa sawit ini didorong oleh peningkatan volume ekspor kelapa sawit tersebut. Volume ekspor minyak kelapa sawit bulan ini, naik 6,84 persen. Sementara itu, untuk komoditas besi dan baja mengalami kenaikan nilai ekspor baik secara bulanan maupun tahunan yang lebih didorong oleh peningkatan volume ekspornya," ucapnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us