Lewat Impor Pertamina, BBM SPBU Swasta Ditarget Pulih dalam Sepekan

- Impor tambahan BBM dari beberapa pemasok, termasuk AS
- Kuota impor disiapkan hingga akhir 2025 untuk menutupi kekurangan pasokan
- Pertamina tegaskan tidak mencari keuntungan dari impor BBM untuk SPBU swasta
Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) menargetkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta bisa kembali normal dalam waktu satu minggu. Badan usaha milik negara (BUMN) sektor energi itu impor BBM sebagai tindak lanjut kebijakan pemerintah yang memberikan tambahan kuota untuk SPBU swasta setelah alokasi sebelumnya habis.
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menyampaikan, pihaknya berupaya secepat mungkin menyelesaikan masalah pasokan agar operasional SPBU swasta berjalan lancar.
"Pokoknya kita usahakan dalam satu minggu ke depan ini sudah terpenuhi dan SPBU swasta sudah bisa berjalan dengan normal," kata Simon di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip Sabtu (20/9/2025).
1. Impor tambahan BBM dari beberapa pemasok

Simon menjelaskan, impor tambahan BBM untuk memenuhi kebutuhan SPBU swasta dapat berasal dari berbagai negara. Dia tidak merinci secara spesifik asal negara pemasok, termasuk apakah berasal dari Amerika Serikat (AS).
"(Impornya) dari mana saja. (Apakah termasuk AS) ada beberapa lah," ujar Simon.
2. Kuota disiapkan hingga Akhir 2025

Terkait kuota impor tambahan, Simon menyampaikan hal tersebut masih dibahas antara Pertamina dengan badan usaha swasta usai rapat bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurut Simon, alokasi impor yang sedang dibicarakan diproyeksikan untuk menutupi kekurangan pasokan hingga akhir 2025. Volume pasti impor masih menunggu laporan resmi dari badan usaha swasta.
"Volumenya juga masih menunggu laporan dari masing-masing badan usaha swasta," paparnya.
3. Pertamina tegaskan tak cari untung

Simon menegaskan, Pertamina tidak mencari keuntungan dari impor BBM untuk memasok SPBU swasta. Dia menyampaikan, impor dilakukan semata-mata untuk memastikan mekanisme distribusi berjalan dengan baik.
Pada saat bersamaan, melalui kolaborasi tersebut, badan usaha swasta tetap dapat menjaga keberlanjutan operasionalnya sekaligus masuk secara komersial.
"Jadi kalau ada kesempatan ini hanya diminta untuk kolaborasi dengan Pertamina, tapi kami tidak memanfaatkan situasi dan ingin mencari keuntungan untuk kami, tidak," ucap Simon.