Ma'ruf Amin Ungkap Tantangan Pengembangan Ekonomi Syariah di RI

- Indonesia memiliki potensi ekonomi dan keuangan syariah yang besar
- Potensi zakat dan wakaf mencapai triliunan rupiah per tahun, belum direalisasikan sepenuhnya
Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia untuk bisa menjadi pemain besar dalam industri keuangan syariah dunia.
Secara umum, Ma'ruf menyoroti masih rendahnya tingkat literasi dan pemahaman masyarakat tentang ekonomi serta keuangan syariah sebagai salah satu pekerjaan rumah (PR) bersama yang mesti dikerjakan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait.
"Selain itu, kita masih menghadapi belum memadainya kerangka regulasi, minimnya insentif bagi pelaku industri halal dan kewirausahaan syariah hingga masih belum optimalnya sinergi dan integrasi industri halal, keuangan syariah, dan dana sosial syariah karena dana sosial syariah ini besar potensinya," ujar Ma'ruf dalam pidato pembukaan Seminar Internasional Ekonomi dan Keuangan Syariah dan Launching Center for Sharia Economic Development (CSED) di Jakarta, Selasa (3/9/2024).
1. Potensi keuangan syariah Indonesia sangat besar

Di tengah tantangan tersebut, Ma'ruf menyatakan bahwa Indonesia punya potensi keuangan dan ekonomi syariah yang sangat besar.
"Zakat saja sekitar Rp270 triliun per tahun, wakaf Rp180-an triliunan, tapi itu baru potensinya, belum kita realisasikan. Data kelola dan penyaluran dana sosial syari'ah juga perlu terus ditingkatkan demi mendorong upaya pengentasan kemiskinan," kata Ma'ruf.
2. Masa depan ekonomi dan keuangan syariah menjanjikan

Lebih lanjut Ma'ruf menjelaskan, masa depan ekonomi dan keuangan syariah dalam memperbesar kapasitas ekonomi nasional sangatlah menjanjikan.
"Pada tahun 2030, kontribusi ekonomi syari'ah terhadap PDB nasional diperkirakan akan mencapai 10 miliar dolar atau setara dengan 1,5 persen PDB nasional. Selain itu, ekonomi syariah di masa mendatang akan melaju kencang seiring perkembangan digitalisasi dan selaras dengan konsep ekonomi hijau yang mengutamakan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan," tutur mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut.
3. Prabowo Subianto diharapkan bisa kembangkan ekonomi dan keuangan syariah

Ma'ruf pun mengungkapkan, kinerja positif ekonomi dan keuangan syariah didorong oleh pertumbuhan sektor unggulan rantai nilai halal sebesar 3,93 persen. Bahkan sektor tersebut pun mampu menopang hampir 20 persen dari ekonomi nasional.
Selain itu, perkembangan keuangan syariah juga ditandai dengan meningkatnya aset dan diversifikasi lembaga keuangan syariah. Aset pasar modal syariah pun mencapai hampir 20 persen dari total aset pasar modal nasional.
Oleh karena itu, Ma'ruf berharap agar presiden terpilih Prabowo Subianto bisa terus mengembangkan keuangan dan ekonomi syariah pada masa pemerintahan selanjutnya.
"Saya harap hal ini menjadi landasan kuat bagi keberlanjutan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah pada masa kepemimpinan yang akan datang, Bapak Presiden Prabowo Subianto," kata Ma'ruf.