Makan Gultik di Blok M, CEO Nvidia Pilih Investasi di Vietnam

- Nvidia membuka pusat R&D di Vietnam untuk fokus pada pengembangan AI, berkolaborasi dengan pemerintah dan memanfaatkan bakat insinyur STEM.
- Pusat R&D akan mengembangkan platform bagi Nvidia dan mitra untuk inovasi AI dalam industri kesehatan, pendidikan, transportasi, dan keuangan.
Jakarta, IDN Times - Nvidia mengumumkan pembukaan pusat penelitian dan pengembangannya di Vietnam pada Kamis (5/12/2024). Keputusan investasi itu jadi bukti nyata keyakinan Nvidia terhadap masa depan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di Vietnam.
NVIDIA berkolaborasi dengan pemerintah Vietnam dalam mengembangkan Pusat Riset dan Pengembangan (R&D) Vietnam yang baru dan berfokus pada AI.
1. Pemanfaatan pusat R&D Vietnam oleh Nvidia

Nvidia bakal menggunakan pusat R&D tersebut untuk mengembangkan perangkat lunak, memanfaatkan kumpulan bakat insinyur STEM yang kuat di negara tersebut, dan untuk melibatkan para pemimpin industri, perusahaan rintisan, lembaga pemerintah, universitas, dan mahasiswa untuk mempercepat adopsi AI.
"Kami gembira dapat membuka pusat R&D Nvidia untuk mempercepat perjalanan AI di Vietnam. Dengan keahlian kami dalam pengembangan AI, kami akan bermitra dengan ekosistem peneliti, perusahaan rintisan, dan organisasi perusahaan yang dinamis untuk membangun AI yang luar biasa di Vietnam," tutur Pendiri dan CEO Nvidia, Jensen Huang, dikutip dari situs resmi Nvidia, Minggu (8/12/2024).
Pusat R&D Vietnam akan mengembangkan platform yang berharga bagi Nvidia dan mitra untuk mengembangkan inovasi AI. Para peneliti dan perusahaan rintisan akan dapat menggunakan infrastruktur ini untuk mengembangkan aplikasi AI bagi industri-industri utama seperti perawatan kesehatan, pendidikan, transportasi, dan keuangan.
2. Perkembangan pesat Vietnam

Keputusan Nvidia berinvestasi di Vietnam bukannya tanpa alasan sebab negara tersebut mengalami pertumbuhan pesat di bidang manufaktur untuk berbagai sektor. Dari sisi teknologi, otomotif, elektronik, dan tekstil, Vietnam telah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
Di sisi lain, pasar AI-nya juga telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir, didukung oleh kemajuan teknologi, dukungan pemerintah, dan integrasi AI yang lebih besar di berbagai industri.
Sejak 2021, Vietnam telah mempromosikan pengembangan AI sebagai bagian dari strategi transformasi digitalnya dengan tujuan untuk mendorong inovasi, membangun ekosistem AI yang kuat, dan memposisikan negara tersebut sebagai pemimpin regional dalam R&D.
"Pemerintah Vietnam berfokus pada inovasi sebagai salah satu elemen kunci dari strategi pembangunannya. Dengan kemitraan strategis ini, pemerintah Vietnam dan Nvidia berkomitmen untuk bersama-sama mempromosikan pengembangan teknologi AI yang kuat di Vietnam dan menciptakan masa depan yang cerah bagi ekosistem inovasi dan industri teknologi tinggi di Asia Tenggara,” tutur Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh.
3. Nvidia telah berinvestasi teknologi di Vietnam sejak 8 tahun lalu

Sebagai informasi, Nvidia telah berinvestasi dalam ekosistem teknologi Vietnam selama delapan tahun terakhir. Perusahaan ini bekerja sama dengan lebih dari 100 perusahaan rintisan AI Vietnam sebagai bagian dari program Inception, selain dengan 65 universitas di negara tersebut.
Tahun lalu, Nvidia mulai bekerja sama dengan FPT Smart Cloud sebagai mitra cloud Vietnam pertamanya.
4. Warganet ungkit kedatangan Jensen Huang ke RI

Berita investasi Nvidia di Vietnam membuat warganet di media sosial X mengungkit kedatangan Jensen Huang ke RI beberapa waktu lalu. Kedatangan Jensen itu hadir pada acara AI Day 2024 yang digelar Indosat pertengahan November lalu.
Jensen bahkan menghebohkan jagad media sosial dalam negeri ketika diwawancara oleh Najwa Shihab sambil makan gulai tikungan atau gultik di Blok M. Namun, setelah itu tidak ada realisasi investasi yang dilakukan NVIDIA di Indonesia dan bahkan investasi tersebut justru mampir ke Vietnam.
Warganet pun lantas membandingkan sikap Jensen tersebut dengan mengatakan bahwa Indonesia sebagai sarana public relation (PR) semata. Berikut kutipan cuitan salah satu warganet di media sosial X.