McDonald's Tutup Gerai di Rusia, 62 Ribu Pekerja Kena Imbasnya

Jakarta, IDN Times - McDonald's menutup operasional seluruh gerai restoran di Rusia untuk sementara waktu sebagai bentuk protes atas invasi yang dilakukan terhadap Ukraina.
"McDonald's telah memutuskan untuk menutup sementara semua restoran kami di Rusia dan menghentikan sementara semua operasi di pasar," bunyi pernyataan resmi perusahaan dilansir Al Jazeera, Rabu (9/3/2022).
1. Sebanyak 62 ribu pekerja terdampak penutupan gerai McDonald's di Rusia

Penutupan gerai sementara itu berimbas pada 62 ribu orang yang bekerja di 850 gerai restoran McDonald's di Rusia. Namun, keputusan perusahaan sudah bulat, karena perusahaan menyatakan tidak dapat mengabaikan penderitaan manusia di Ukraina.
"Kami tidak dapat mengabaikan penderitaan manusia yang tidak perlu yang terjadi di Ukraina," tulis McDonald's dalam pernyataan resmi.
2. McDonald's ikuti jejak Apple hingga Levi's

Keputusan penutupan gerai dari McDonald's itu mengikuti jejak perusahaan multinasional asal Amerika Serikat (AS) lainnya, seperti Apple, Levi's, dan lain-lain.
Sebelumnya, Kepala Lembaga Dana Pensiun Negara Bagian New York, Thomas DiNapoli mengirim surat kepada perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Rusia. DiNapoli meminta perusahaan-perusahaan multinasional AS mempertimbangkan apakah berbisnis di Rusia sepadan dengan risikonya di situasi yang tengah bergejolak ini.
DiNapoli mengirim pesan tersebut ke McDonald's , Pepsi, produsen makanan ringan Mondelez, grup kosmetik Estee Lauder dan Coty, serta perusahaan pialang Bunge.
Selain itu, dilansir CNBC, Starbucks juga menyatakan akan menangguhkan seluruh aktivitas bisnis di Rusia. Setidaknya, ada 130 gerai Starbucks yang tersebar di Rusia dan Ukraina.
3. Sebanyak 250 perusahaan telah memutuskan tutup operasi di Rusia

Sebuah tim dari Universitas Yale mencatat, setidaknya ada 250 perusahaan yang telah memutuskan untuk menutup operasi di Rusia sejak invasi terhadap Ukraina dimulai.
Namun, ada beberapa perusahaan multinasional AS yang tetap beroperasi di Rusia, meski ada risiko terhadap reputasinya. Selain itu, perusahaan-perusahaan seperti Bunge, Mondelez, Kimberly-Clark dan Coty juga belum menyatakan keputusan perusahaan atas desakan-desakan menutup operasi di Rusia.