Melihat Arah Investasi Danantara dan Misi Penyelamatan BUMN

- Danantara akan mengintegrasikan dividen BUMN untuk berinvestasi di industri yang mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang, menurut Presiden Prabowo Subianto.
- Danantara resmi mengelola aset seluruh BUMN dan akan menghasilkan dana besar bagi Indonesia dari optimalisasi aset dan dividen BUMN.
Jakarta, IDN Times - Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) digadang-gadang bisa memberikan manfaat besar bagi negara Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto mengatakan, Danantara akan mengintegrasikan dividen BUMN untuk berinvestasi di industri-industri yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
"Danantara adalah solusi strategis dan efisien dalam mengoptimalkan BUMN. Kita tidak hanya akan mengintegrasikan dividen BUMN ke industri-industri yang mendorong pertumbuhan jangka panjang," kata Prabowo dalam peluncuran Danantara di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 24 Februari 2025 lalu.
1. Danantara disebut bakal hasilkan dana besar buat RI

Danantara sendiri telah resmi mengelola aset seluruh BUMN. Dalam town hall pertama Danantara yang digelar pada 28 April 2025, Prabowo mengatakan, dari optimalisasi aset dan dividen BUMN, Danantara akan menghasilkan dana yang besar bagi Indonesia.
"Kalau dikelola dengan baik, ini bisa menghasilkan dana yang besar untuk bangsa kita. Itu pendekatan saya seperti itu," ucap Prabowo.
2. Danantara disebut bakal percepat optimalisasi keuntungan BUMN

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih menilai, Danantara adalah salah satu bentuk transformasi untuk menjawab tantangan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sebab, menurutnya, di tengah kondisi ini, cara-cara tradisional sudah tak bisa lagi diandalkan.
“Kita membutuhkan memang ini hal yang tidak business as usual, tapi kita membutuhkan sekali sekarang ini terobosan-terobosan, semua melakukan terobosan. Kita lihat sekarang Amerika, terobosannya bermacam-macam, bahkan berganti-ganti hampir tiap minggu berganti terobosan. Jadi berpikir secara out of the box,” tutur Gde saat dihubungi IDN Times, pada 29 April lalu.
Dia mengatakan, selama ini keuntungan yang diperoleh BUMN disetorkan kepada negara melalui Kementerian Keuangan. Lalu, penggunaannya harus melalui mekanisme anggaran, atau penyertaan modal negara (PMN).
Oleh sebab itu, proses pemanfaatan keuntungan BUMN membutuhkan waktu yang lama. Dengan Danantara, menurutnya, keuntungan BUMN bisa dioptimalisasi lebih cepat, dan dialokasikan ke proyek-proyek strategis.
“Kemudian yang untung juga begitu, akan lebih cepat dipacu itu, lebih didukung oleh yang lain. Dulu karena gak nyambung semuanya, akhirnya konsolidasinya gak ada. Akhirnya ada kesempatan-kesempatanyang hilang, terus kemudian juga ada momen-momen untuk perbaikan juga hilang karena menunggu sistem anggaran,” ucap Gde.
3. Danantara mau suntik modal ke BUMN rugi

Danantara baru-baru ini menyatakan bakal menyuntikkan modal ke PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). Adapun Garuda Indonesia termasuk dalam BUMN yang mencatatkan kerugian keuangan.
Pada kuartal I-2025, Garuda membukukan rugi bersih sebesar 76,49 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp1,26 triliun (kurs Rp16.479 per dolar AS). Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani mengatakan, rencana menyuntik modal ke Garuda Indonesia sedang dibahas.
"Nanti lah kalau itu karena kita masih diskusi dengan semua pihak dalam hal itu. Sedang berjalan, sedang berjalan, insyaallah," kata Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (22/5).
4. Tujuan Danantara suntik modal ke Garuda

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, saat ini Garuda memang diamanahkan Prabowo untuk mendorong pariwisata, serta penerbangan haji dan umrah dari Indonesia. Oleh sebab itu, Garuda akan mendapat dukungan Danantara.
"Kalau Garuda, kemarin kan keputusannya memang sebagai engine daripada pertumbuhan untuk turis ke depan, haji dan umrah, ya, memang Bapak Presiden inginkan kita punya domestik yang kuat dan perusahaan internasional yang carrier flight yang kuat juga," ucap Erick usai menghadiri Indonesia Sharia Forum (OSF) di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (26/5).
Erick mengatakan, di Danantara sendiri ada dua holding yang terpisah, yakni holding operasional dan investasi. Dia memastikan, keduanya akan menjalankan tugas secara proporsional, termasuk dalam pemberian suntikan modal ke BUMN.
"Kan proposional, ada yang untuk operasional, ada yang untuk investasi. Selama itu nanti prosesnya sama kan, karena itu kan Danantara ada dua holding company, operasional dan investasi. Ya, investasinya nanti kita tunggu salah satunya," tutur Erick.
Adapun investasi untuk Garuda Indonesia nantinya berasal dari Holding Operasional Danantara. Holding tersebut dipimpin oleh Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria.
"(Dari) holding operasional," ucap Erick.
5. Danantara diminta tak buru-buru kelola aset BUMN 'sakit'

Sementara itu, menurut Peneliti NEXT Indonesia, Herry Gunawan, Danantara tak perlu buru-buru mengelola banyak entitas untuk meningkatkan nilai asetnya.
“Kalau menurut saya jangan terburu-buru. Ambil saja dulu BUMN yang sehat, karena Danantara dibebani oleh rencana strategis dari pemerintah,” kata Herry saat dihubungi IDN Times.
Herry mengatakan, aset yang tercatat dalam Danantara mencakup ekuitas dan liabilitas dari perusahaan-perusahaan yang dikelola. Di dalamnya, ada perusahaan yang sedang mengalami masalah keuangan, sebut saja BUMN karya.
Oleh sebab itu, menurutnya, dengan menambahkan pengelolaan aset dari Kemensetneg, belum tentu Danantara mendapatkan aset yang sehat.
“Menurut saya gak penting aset gemuk, tapi ternyata di dalam gemuknya ada penyakit, macam-macam, itu malah susah bergerak, lebih baik ramping tapi kemudian larinya lebih kencang, itu juga lebih sehat,” ucap Herry.
Oleh sebab itu, dia mengatakan, seharusnya Danantara fokus mengelola BUMN sehat terlebih dahulu agar aset yang dikelolanya bisa dioptimalkan dengan cepat.
“Sebaiknya menurut saya bersih-bersih dulu. Walaupun nanti size-nya mengecil, gitu ya. BUMN yang sakit itu setelah dibersih-bersihkan,misalkan size-nya dari Rp10 triliun, tinggal Rp500 miliar, enggak apa-apa, yang penting ini sehat. Nah, setelah sehat, bersih, baru cemplungin ke Danantara. Dengan begitu Danantara bisa lari,” tutur Herry.