Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Memahami Window Dressing dan Santa Claus Rally di Pasar Modal

Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Jelang akhir tahun, pasar modal biasanya diwarnai oleh fenomena window dressing dan santa claus rally. Bagi investor yang sudah lama berinvestasi di pasar modal mungkin sudah memahami kedua fenomena tersebut. Namun, bagi pemula atau yang belum menjadi investor bisa menyimak informasi soal kedua fenomena tersebut dalam artikel ini.

Mengutip OCBC, window dressing merupakan aktivitas perusahaan atau emiten yang mempercantik laporan keuangannya pada akhir tahun. Window dressing kemudian mendorong pergerakan harga saham, terutama yang masuk dalam blue chips bisa mengalami penguatan signifikan.

"Perusahaan melakukan hal tersebut dikarenakan keadaan finansial perusahaan tentunya akan menjadi pertimbangan utama bagi investor untuk melakukan investasi ke depan. Selain itu, biasanya para manajer investasi akan menjual saham-saham yang kinerjanya kurang baik, dan membeli lainnya hingga dapat memberikan nilai tambah pada portofolio," tulis OCBC dalam situs resminya, dikutip Minggu (24/12/2023).

1. Fenomena santa claus rally

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sementara itu, santa claus rally merupakan fenomena kenaikan harga-harga saham pada pekan terakhir bulan Desember. Ada sejumlah faktor yang biasanya jadi penyebab santa claus rally.

Pertama, investor menggunakan bonus akhir tahun untuk membeli efek. Kedua, optimisme investor menyambut tahun baru. Ketiga, investor mengantisipasi January effect dan membeli saham-saham tertentu.

"Pendapat lainnya mengatakan santa claus rally terjadi seiring dengan adanya peningkatan belanja liburan, sehingga tren bullish berlanjut. Santa claus rally didukung juga dengan volume perdagangan saham yang relatif menurun menjelang liburan panjang sehingga lebih mudah bagi investor untuk mendorong kenaikan harga saham," jelas OCBC.

2. Apakah fenomena window dressing dan santa claus rally selalu terjadi?

ilustrasi IHSG (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi IHSG (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan data Bloomberg, secara historis dalam satu dekade terakhir terdapat kecenderungan peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiap Desember.

Oleh karena itu, penghujung tahun sering dianggap sebagai bulan baik untuk dijadikan peluang mengakumulasi pasar saham. Saham blue chips dengan kapitalisasi besar akan menjadi primadona karena diburu pada akhir tahun.

Meski fenomena santa claus rally dan window dressing kerap terjadi, investor harus tetap menyusun strategi dalam berinvestasi dengan memperhitungkan tujuan, profil risiko, keadaan finansial, jangka waktu, serta melakukan analisa fundamental dan teknikal.

3. Hal menarik yang perlu diperhatikan dalam potensi window dressing 2023

ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, Indo Premier Sekuritas (IPOT) menyatakan ada hal-hal menarik terkait potensi window dressing pada 2023 yang layak diperhatikan investor.

Pertama adalah suku bunga tinggi (higher for longer), fenomena kenaikan yang fantastis dari IPO konglomerasi, yield US treasury 10 years, dan pemilu 2024.

Equity Analyst IPOT, Dimas Krisna Ramadhani, menjelaskan terjadinya inflasi yang cukup tinggi akibat dari pandemik COVID-19 mengakibatkan hampir seluruh pemerintah menaikkan tingkat suku bunganya seperti yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Hal tersebut turut memberikan pengaruh cukup besar terhadap pergerakan IHSG.

Kemudian terkait fenomena kenaikan yang fantastis IPO konglomerasi, beberapa saham yang baru IPO dan dipegang oleh pihak-pihak konglomerat seperti saham dengan kode CUAN, BREN, AMMN turut memberikan dampak kenaikan cukup positif dan besar terhadap pergerakan IHSG serta menduduki jajaran Top 10 Gainers saham IPO 2023.

Sementara itu, untuk konteks yield US treasury 10 years, tingkat imbal hasil treasury 10 years tercatat mengalami kenaikan tertinggi pada Oktober 2023 sebesar 4,98 persen (tertinggi dalam 16 tahun) yang juga turut memberikan tekanan terhadap IHSG.

"Adapun terkait iklim politik jelang pemilu 2024, berdasarkan historicalnya, pergerakan IHSG pada Desember jelang tahun pemilu tercatat meningkat dengan rata-rata +6 persen dengan probabilitas meningkat sebesar 50 persen," kata Dimas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us