Mengenal Neuroekonomi: Ungkap Cara Otak Membuat Keputusan Ekonomi

- Neuroekonomi mengisi celah teori ekonomi konvensional dengan memasukkan wawasan psikologi dan studi otak manusia serta hewan.
- Terbagi menjadi tiga bidang utama: pilihan antarwaktu, pengambilan keputusan sosial, dan pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko dan tidak pasti.
- Relevansi neuroekonomi bagi bisnis dan ekonomi terletak pada kemampuannya menjelaskan proses otak dalam memilih produk atau tindakan tertentu serta meningkatkan akurasi teori ekonomi dengan memasukkan faktor sosial, kognitif, dan emosional.
Jakarta, IDN Times - Neuroekonomi merupakan bidang studi yang berupaya menghubungkan ilmu ekonomi, psikologi, dan ilmu saraf untuk memahami pengambilan keputusan ekonomi.
Selama ini, teori ekonomi dibangun dengan asumsi pikiran manusia tidak bisa sepenuhnya dijelaskan. Namun, perkembangan teknologi dalam bidang neurosains memungkinkan aktivitas otak dapat dianalisis lebih detail.
1. Mengisi celah teori ekonomi konvensional

Dilansir Investopedia, dalam teori ekonomi klasik, pengambilan keputusan didasarkan pada pilihan rasional. Investor dianggap mampu menilai risiko secara objektif dan selalu bereaksi dengan cara yang paling logis. Akan tetapi, teori tersebut memperlakukan cara kerja pikiran manusia seperti kotak hitam yang sulit diakses.
Ekonomi perilaku mulai menembus keterbatasan itu dengan memasukkan wawasan dari psikologi untuk menjelaskan mengapa manusia sering tidak mengikuti pilihan rasional. Neuroekonomi kemudian melangkah lebih jauh dengan mempelajari hubungan antara keputusan ekonomi dan fenomena yang bisa diamati di otak manusia maupun hewan.
Penelitian menunjukkan, emosi sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Otak cenderung lebih sensitif terhadap kerugian dibandingkan keuntungan. Kondisi itu dapat memicu perilaku irasional, termasuk munculnya gelembung aset hingga krisis keuangan.
Studi neuroekonomi juga dilakukan melalui eksperimen observasional maupun intervensi langsung pada otak subjek. Para peneliti biasanya menggunakan teknologi seperti pencitraan resonansi magnetik (MRI), tomografi emisi positron (PET), serta tes darah atau air liur untuk mengukur kadar hormon dan neurotransmiter.
2. Ada tiga bidang utama dalam neuroekonomi

Neuroekonomi terbagi menjadi tiga bidang utama. Pertama, pilihan antarwaktu, yaitu studi tentang bagaimana orang membuat keputusan pada waktu yang berbeda. Penelitian itu menyoroti kaitan antara aktivitas otak dengan preferensi waktu dan tingkat impulsivitas seseorang.
Kedua, pengambilan keputusan sosial. Bidang tersebut menggunakan teori permainan untuk menilai interaksi antarindividu, termasuk aspek kepercayaan, keadilan, dan resiprositas. Neuroekonomi mencoba menjelaskan bagaimana hal-hal tersebut tercermin dalam fungsi otak.
Ketiga, pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko dan tidak pasti. Studi ini menyoroti bagaimana seseorang memilih di antara berbagai alternatif dengan hasil yang penuh ketidakpastian. Peneliti berupaya memahami bagaimana keengganan terhadap risiko maupun kerugian terlihat dalam sistem saraf manusia.
3. Relevansi neuroekonomi bagi bisnis dan ekonomi

Bagi dunia bisnis, neuroekonomi dianggap bermanfaat karena mampu menjelaskan proses otak dalam memilih suatu produk atau tindakan tertentu. Pemahaman itu juga relevan untuk menilai keputusan para pemimpin bisnis, termasuk bagaimana mereka menentukan strategi atau mendorong kreativitas dalam organisasi.
Neuroekonomi dinilai memberikan manfaat luas, terutama dalam situasi ketika seseorang harus memilih satu dari banyak alternatif. Model ekonomi konvensional seringkali tidak cukup untuk menjelaskan perilaku manusia. Karena itu, neuroekonomi berpotensi meningkatkan akurasi teori ekonomi dengan memasukkan faktor sosial, kognitif, dan emosional.
Beberapa temuan dalam bidang itu bahkan menantang asumsi ekonomi klasik yang menganggap keputusan ekonomi sebagai proses tunggal dan rasional. Neuroekonomi justru menunjukkan, proses tersebut lebih kompleks. Kondisi itulah yang membuat dampaknya terasa lebih besar dalam ilmu ekonomi dibandingkan psikologi.