Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal Paling Mudah untuk Mengenali Saham Gorengan, Jangan Terjebak!

ilustrasi membeli saham (freepik.com/raw
ilustrasi membeli saham (freepik.com/raw
Intinya sih...
  • Volume perdagangan yang melonjak drastis menandakan saham gorengan
  • Harga naik secara tidak wajar tanpa berita positif atau laporan keuangan yang membaik
  • Perusahaan minim informasi publik dan sering masuk daftar UMA
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pasar saham menawarkan peluang keuntungan yang besar, namun juga menyimpan risiko yang tidak kalah tinggi. Jenis saham yang kerap menjerat investor, terutama pemula, adalah saham gorengan. Istilah ini mengacu pada saham yang pergerakan harganya tidak wajar dan dimanipulasi oleh pihak tertentu untuk keuntungan pribadi. Saham jenis ini bisa naik tinggi dalam waktu singkat, namun bisa jatuh seketika tanpa peringatan.

Menghindari saham gorengan menjadi langkah penting agar modal tidak hilang begitu saja. Terjebak dalam permainan harga yang tidak sehat bisa merugikan secara psikologis dan finansial. Agar tidak menjadi korban dari manipulasi pasar, mengenali ciri-ciri saham gorengan sangat penting untuk dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan untuk membeli suatu saham.

1. Volume perdagangan yang dapat melonjak drastis

ilustrasi saham (pexels.com/pixabay)
ilustrasi saham (pexels.com/pixabay)

Saham gorengan sering kali menunjukkan lonjakan volume transaksi yang sangat tinggi dalam waktu singkat, padahal sebelumnya tidak begitu aktif diperdagangkan. Pergerakan yang tiba-tiba ini biasanya tidak disertai kabar fundamental yang jelas dari perusahaan bersangkutan. Lonjakan volume semacam ini bisa menjadi sinyal manipulasi harga oleh kelompok tertentu.

Pelaku pasar yang tidak jeli mungkin tertarik karena melihat saham tersebut seolah-olah sedang ramai diperjualbelikan. Padahal, yang terjadi hanyalah pergerakan artifisial untuk menarik minat investor ritel. Kondisi seperti ini menciptakan jebakan likuiditas semu, di mana harga tampak naik karena permintaan palsu yang disengaja.

2. Harga yang naik secara tidak wajar

ilustrasi saham (pexels.com/pixabay)
ilustrasi saham (pexels.com/pixabay)

Saham yang sehat umumnya akan mengalami kenaikan harga secara bertahap, seiring dengan kinerja perusahaan dan sentimen pasar yang positif. Namun, saham gorengan menunjukkan pola kenaikan harga yang tajam dan tidak rasional dalam waktu singkat. Sering kali, lonjakan harga ini tidak diiringi oleh berita positif atau laporan keuangan yang membaik.

Kondisi ini perlu dicurigai karena menunjukkan adanya penggorengan harga oleh pihak tertentu. Setelah harga mencapai titik puncak, biasanya pelaku akan menjual dalam jumlah besar dan menyebabkan harga jatuh tajam. Investor yang terlambat keluar dari posisi tersebut akan menanggung kerugian yang tidak sedikit.

3. Perusahaan yang tidak jelas dan minim informasi publik

ilustrasi saham (freepik.com/pch
ilustrasi saham (freepik.com/pch

Ciri lain dari saham gorengan adalah latar belakang perusahaan yang tidak memiliki rekam jejak bisnis yang kuat. Informasi tentang kegiatan usaha, laporan keuangan, hingga struktur manajemen sulit ditemukan atau bahkan tidak tersedia sama sekali. Kondisi seperti ini membuat analisis fundamental menjadi tidak mungkin dilakukan secara akurat.

Minimnya transparansi merupakan sinyal bahaya bagi siapa pun yang ingin berinvestasi dengan aman. Perusahaan dengan tata kelola yang baik biasanya terbuka terhadap informasi publik dan mengikuti peraturan pasar modal secara disiplin. Sebaliknya, perusahaan dalam saham gorengan lebih sering menutup informasi atau memberikan kabar-kabar manipulatif untuk menarik investor.

4. Beberapa kali masuk daftar UMA (Unusual Market Activity)

ilustrasi saham (freepik.com/pch
ilustrasi saham (freepik.com/pch

Bursa Efek Indonesia (BEI) secara rutin merilis daftar UMA atau aktivitas pasar tidak biasa untuk saham-saham yang menunjukkan pergerakan tidak lazim. Saham yang sering masuk daftar UMA patut diwaspadai karena artinya telah terdeteksi memiliki pola transaksi yang janggal oleh otoritas pasar. Ini bisa menjadi indikator bahwa saham tersebut sedang mengalami penggorengan harga.

Masuknya saham ke dalam daftar UMA seharusnya menjadi sinyal peringatan. Meskipun belum tentu melanggar hukum, saham dengan peringatan UMA berpotensi memiliki risiko tinggi karena volatilitas yang tidak sehat. Perdagangan saham yang sehat biasanya berlangsung dengan fluktuasi yang logis dan transparan, bukan karena manipulasi teknikal.

5. Massifnya gerakan untuk mengajak membeli di media sosial

ilustrasi saham (freepik.com/pch
ilustrasi saham (freepik.com/pch

Saham gorengan sering kali dipromosikan secara masif melalui forum online, grup media sosial, atau chat messenger. Tujuan dari ajakan ini adalah untuk menciptakan efek FOMO (fear of missing out) agar banyak orang ikut membeli dan menaikkan harga. Cara ini biasa dilakukan oleh pihak yang memiliki tujuan menjual saham di harga tinggi setelah minat publik meningkat.

Promosi yang berlebihan dan tidak diiringi oleh data fundamental seharusnya menjadi bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan investasi. Ajakan untuk membeli dengan iming-iming untung cepat bisa saja menjadi trik untuk mengalihkan risiko kepada investor baru.

Saham gorengan memang tampak menggoda karena pergerakan harganya yang agresif dan berpeluang memberikan keuntungan tinggi dalam waktu singkat. Namun, di balik itu tersembunyi risiko besar yang dapat membuat kerugian mendalam hanya dalam hitungan hari, bahkan jam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us