MRT Jakarta Dapat Pinjaman Rp14 Triliun buat Lintas Cikarang-Balaraja

- PT MRT Jakarta mendapat pinjaman Rp14 triliun untuk proyek lintas timur-barat (Cikarang-Balaraja) Fase 1 Tahap 1.
- Pinjaman diberikan oleh JICA dan ADB, akan digunakan untuk konstruksi MRT Tomang-Medan Satria sepanjang 22,7 km.
- Pengerjaan proyek MRT Cikarang-Balaraja memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
Jakarta, IDN Times - PT MRT Jakarta (Perseroda) mengantongi komitmen pinjaman Rp14 triliun proyek lintas timur-barat atau east-west line (Cikarang-Balaraja) Fase 1 Tahap 1 (Tomang-Medan Satria sepanjang 22,7 kilometer atau km).
"Sudah ada komitmen dari lender sekitar Rp14 triliun sudah di-sign," kata Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat dalam MRT Jakarta Fellowship Program di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
1. Pinjaman dari JICA dan ADB

Tuhiyat mengatakan, pinjaman itu diberikan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Asian Development Bank (ADB).
"Lender itu komitmennya terus bertahap, terus bertahap. Oleh karena itu mudah-mudahan di Indonesia, khususnya di Jakarta, tetap stabil," ucap Tuhiyat.
2. Bakal dialokasikan untuk pembangunan konstruksi

Lebih lanjut, dia mengatakan dana pinjaman itu akan digunakan untuk pengerjaan konstruksi proyek MRT Tomang-Medan Satria.
"Hanya konstruksi saja, belum (pengadaan kereta," ucap Tuhiyat.
Adapun secara keseluruhan, proyek MRT Cikarang-Balaraja akan terbentang sepanjang 84 km dari Balaraja, Tangerang hingga Cikarang, Bekasi. Dalam pengerjaannya, akan terbagi menjadi 4 tahap pekerjaan, yaitu Fase 1 Tahap 1 (Tomang - Medan Satria sepanjang 22,7 km), Fase 1 Tahap 2 (Kembangan - Tomang sepanjang 9,2 km), Fase 2 Timur (Medan Satria - Cikarang sepanjang 21,8 km) dan Fase 2 Barat (Kembangan Balaraja sepanjang 29,9 km).
Proyek MRT Jakarta Cikarang-Balaraja akan terintegrasi dengan koridor Utara-Selatan dengan titik temu di Stasiun Thamrin yang saat masih dalam tahap pembangunan.
Pada tahap awal pembangunan, Fase 1 Tahap 1 dari MRT Jakarta koridor Timur-Barat akan memiliki 21 stasiun yang terdiri dari jalur bawah tanah dari Roxy hingga Galur, dan stasiun layang (elevated) dari Tomang—Grogol dan Cempaka Baru—Ujung Menteng. Selain itu, pada tahap ini juga akan dibangun depot di kawasan Rorotan dengan jalur akses sepanjang 5,4 km.
3. Pengerjaan konstruksi MRT Jakarta Cikarang-Balaraja bakal lebih rumit

Tuhiyat mengatakan, proyek MRT Cikarang-Balaraja memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
"Tantangan yang east-west juga tidak mudah. Jauh lebih rumit kalau kita bandingkan dengan utara-selatan (Lebak Bulus-Ancol)," tutur Tuhiyat.
Dia mengatakan, nantinya terowongan atau tunnel di lintas tersebut tidak berada di bawah garis jalan, yang mana akan melalui tanah yang bukan milik pemerintah.
Meski begitu, MRT Jakarta akan tetap melakukan ekspansi proyek lintas timur-barat tersebut, yang rencananya akan dimulai proses lelang (tender) kontraktor utama pada akhir tahun ini.
"Ini tantangan yang kita hadapi untuk bisa kita selesaikan dalam waktunya. Dari sisi konstruksi itu yang urgent, yang cukup signifikan, dan kita harus selesaikan, menjawab tantangan publik untuk cepat melaksanakan MRT ekspansi," tutur dia.