Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Negara yang Pernah Lakukan Redenominasi, Ada yang Gagal!

Daftar mata uang terkuat di dunia.png
Ilustrasi mata uang terkuat di dunia (Unsplash.com/Jakub Żerdzicki)
Intinya sih...
  • Ada 10 negara di dunia yang pernah melakukan redenominasi mata uang.
  • Sebagian negara berhasil menstabilkan ekonomi pasca penyederhanaan nilai uang.
  • Namun banyak juga yang gagal karena lemahnya kebijakan fiskal dan politik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Redenominasi mata uang kembali ramai dibicarakan di Indonesia setelah beredarnya pesan berantai di grup WhatsApp yang menyebut Bank Indonesia (BI) telah mengedarkan uang versi redenominasi. Pihak BI dengan cepat membantah kabar tersebut dan menegaskan bahwa rencana redenominasi rupiah masih dalam tahap pembahasan bersama Kementerian Keuangan.

Pemerintah memang sedang menggodok rencana tersebut melalui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Harga Rupiah. RUU ini bertujuan untuk menghapus beberapa angka nol di belakang nominal uang tanpa mengubah daya beli masyarakat maupun nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Sejumlah negara di dunia telah lebih dulu melakukan redenominasi, baik karena krisis ekonomi, hiperinflasi, maupun demi efisiensi sistem moneter. Hasilnya pun beragam, ada yang sukses menstabilkan ekonomi, namun tak sedikit juga yang berakhir dengan kegagalan.

Lantas, negara mana saja yang pernah melakukan redenominasi dan bagaimana hasilnya? Simak ulasan IDN Times berikut ini.

1. Hungaria

bendera Hungaria
bendera Hungaria (pexels.com/Sara)

Hungaria merupakan negara yang mencatat kasus redenominasi terbesar dalam sejarah. Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1946, negara ini mengalami hiperinflasi ekstrem hingga harga barang melonjak lima kali lipat dalam sehari. 

Nilai mata uang lama, pengő, jatuh begitu dalam hingga pemerintah harus menggantinya dengan forint. Rasio penukarannya luar biasa yaitu 400 oktiliun pengő setara dengan satu forint, atau angka dengan 27 nol di belakangnya.

Dengan penerapan sistem moneter baru dan pengawasan ketat terhadap jumlah uang beredar, ekonomi Hungaria akhirnya pulih. Forint yang diperkenalkan pada Agustus 1946 masih menjadi mata uang resmi hingga kini dan tergolong stabil di kawasan Eropa Timur.

2. Turki

potret bendera Turki
potret bendera Turki (unsplash.com/Zeki Okur)

Pada 1 Januari 2005, Turki menghapus enam angka nol dari mata uang lamanya. Lira lama (TL) diganti menjadi lira baru (YTL) dengan rasio 1 YTL setara dengan 1.000.000 TL. 

Langkah ini ditempuh setelah periode panjang inflasi tinggi yang melanda Turki sejak dekade 1980-an. Pemerintah mempersiapkan proses transisi selama tujuh tahun untuk memastikan ekonomi dalam kondisi cukup stabil sebelum redenominasi diterapkan.

Kebijakan tersebut awalnya dianggap sukses karena mampu menyederhanakan sistem transaksi dan meningkatkan efisiensi administrasi keuangan. Namun, dalam beberapa tahun berikutnya, Turki kembali menghadapi tekanan ekonomi akibat krisis global dan melemahnya nilai tukar terhadap dolar hingga saat ini.

3. Ukraina

bendera Ukraina.
bendera Ukraina (unsplash.com/Richard Bell)

Setelah pecahnya Uni Soviet pada awal 1990-an, Ukraina menghadapi inflasi sangat tinggi. Pada 1996, pemerintah mengganti mata uang kabovanets menjadi hryvnia dengan menghapus lima angka nol di belakangnya. Setelah redenominasi, inflasi menurun dan kepercayaan terhadap mata uang nasional mulai pulih.

4. Rumania

Ilustrasi bendera Rumania.
Ilustrasi bendera Rumania (unsplash.com/Amadeus Moga)

Rumania melakukan redenominasi mata uang pada 1 Juli 2005 dengan mengganti lei lama (ROL) menjadi leu baru (RON) berdasarkan Undang-Undang No. 348/2004. Rasio konversinya ditetapkan 10.000 ROL setara dengan 1 RON. Kebijakan ini bertujuan menekan inflasi tinggi pasca transisi ekonomi dari sistem terpusat ke pasar bebas serta mempersiapkan integrasi Rumania ke Uni Eropa, 

Redenominasi berjalan lancar dan dianggap sukses menyederhanakan sistem pembayaran, meningkatkan efisiensi administrasi, serta memperkuat citra mata uang nasional. Inflasi Rumania berhasil ditekan ke satu digit dalam beberapa tahun setelahnya.

5. Bolivia

foto bendera Bolivia.
foto bendera Bolivia (unsplash.com/Milos Hajder)

Bolivia melakukan redenominasi pada 1 Januari 1987 dengan mengganti peso boliviano menjadi boliviano baru dengan rasio 1 juta banding satu. Langkah ini diambil setelah hiperinflasi parah pada 1984-1985 membuat harga melonjak ribuan persen. Reformasi ekonomi yang menyertai redenominasi berhasil menekan inflasi dan menjadikan boliviano stabil hingga kini.

6. Brasil

ilustrasi bendera brasil.
ilustrasi bendera Brasil (pixabay.com/claudenil)

Brasil mengalami inflasi tinggi pada 1980-an hingga awal 1990-an yang membuat pemerintah berkali-kali mengganti mata uangnya. Puncaknya terjadi pada 1 Juli 1994, ketika mata uang baru real (BRL) diperkenalkan menggantikan cruzeiro real sebagai bagian dari paket reformasi besar bernama Plano Real. Kebijakan ini sukses menekan inflasi dan menandai awal stabilitas ekonomi Brasil yang bertahan hingga dekade berikutnya.

7. Rusia

bendera Rusia.
bendera Rusia (pixabay.com/michel_van_der_vegt)

Rusia melakukan redenominasi pada 1 Januari 1998 dengan mengganti 1.000 rubel lama (RUR) menjadi 1 rubel baru (RUB). Langkah ini dilakukan untuk menyederhanakan transaksi dan sistem akuntansi setelah masa panjang inflasi tinggi pasca runtuhnya Uni Soviet.

Pemerintah berharap kebijakan ini dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap stabilitas ekonomi nasional. Namun, beberapa bulan setelahnya, Rusia dilanda krisis keuangan 1998 yang menyebabkan nilai rubel anjlok hingga dua pertiga terhadap dolar AS. Redenominasi hanya berdampak administratif dan tidak mampu mengatasi persoalan defisit fiskal dan ketergantungan pada ekspor komoditas.

8. Korea Utara

ilustrasi Bendera Korea Utara.
ilustrasi bendera Korea Utara (freepik.com/leoaltman)

Korea Utara melakukan redenominasi mendadak pada 30 November 2009 dengan mengganti 100 won lama menjadi 1 won baru. Pemerintah menyebut langkah ini sebagai upaya mengendalikan inflasi dan membatasi aktivitas pasar gelap yang berkembang pesat di luar sistem resmi negara. 

Warga hanya diberi waktu singkat untuk menukar uang lama dengan batas penukaran yang sangat rendah. Akhirnya, kebijakan ini justru memicu kekacauan ekonomi. Banyak warga kehilangan tabungan karena uang lama tak bisa ditukar seluruhnya, sementara harga barang melonjak tajam.

9. Zimbabwe

bendera Zimbabwe.
bendera Zimbabwe (pixabay.com/scooterenglasias)

Zimbabwe melakukan empat kali redenominasi antara 2006 hingga 2009 akibat hiperinflasi ekstrem yang mencapai 79,6 miliar persen per bulan. Pemerintah berulang kali memangkas nol dari mata uangnya, termasuk penghapusan 12 nol pada 2009 dengan rasio 1 triliun dolar lama menjadi 1 dolar baru. Namun, kebijakan ini gagal menahan krisis dan Zimbabwe akhirnya beralih menggunakan dolar AS serta mata uang asing lainnya.

10. Republik Zaire (Kongo)

ilustrasi bendera Kongo (pixabay.com/jorono)
ilustrasi bendera Kongo (pixabay.com/jorono)

Pada 1993, Republik Zaire atau yang sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo melakukan redenominasi besar dengan mengganti zaire lama menjadi nouveau zaire pada rasio 3 juta banding satu. Kebijakan ini diambil untuk menekan hiperinflasi yang terjadi akibat krisis politik dan ekonomi yang berkepanjangan di bawah rezim Mobutu Sese Seko. 

Namun, kondisi korupsi dan konflik internal membuat nilai mata uang baru terus merosot. Akhirnya, pada 1998, pemerintah kembali mengganti mata uangnya menjadi franc Kongo (CDF) dengan rasio 100.000 nouveau zaire setara 1 franc Kongo. 

Itulah informasi tentang 10 negara yang pernah melakukan redenominasi mata uang. Menurutmu, apakah rencana redenominasi rupiah akan berhasil?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yunisda DS
EditorYunisda DS
Follow Us

Latest in Business

See More

4 Strategi Mengembangkan Aset Kecil hingga Menjadi Sumber Kekayaan

13 Nov 2025, 05:05 WIBBusiness