Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nissan Mau PHK 10 Ribu Karyawan Lagi Secara Global, Ini Biang Keroknya

Nissan Ariya (dok. Nissan Indonesia)
Nissan Ariya (dok. Nissan Indonesia)
Intinya sih...
  • Nissan Motor Co akan melakukan PHK terhadap 10 ribu pekerja di seluruh dunia sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan.
  • Nissan diperkirakan mencatatkan kerugian tahunan sekitar 5 miliar dolar AS pada tahun fiskal 2024-2025, dengan beban utang yang besar.
  • Nissan menghadapi tekanan keuangan, persaingan produsen kendaraan listrik China, dan tarif perdagangan Amerika Serikat yang mempengaruhi keuntungan perusahaan.

Jakarta, IDN Times - Nissan Motor Co dilaporkan akan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10 ribu pekerja di seluruh dunia sebagai bagian dari upaya restrukturisasi perusahaan.

Informasi tersebut dilansir The Japan Times pada Selasa (13/5/2025), di tengah tekanan kinerja yang terus membayangi produsen mobil asal Jepang tersebut.

Nissan sebelumnya telah mengumumkan pemangkasan 9 ribu tenaga kerja pada November 2024. Dengan rencana terbaru tersebut, Nissan menargetkan pengurangan total tenaga kerja sekitar 15 persen dari keseluruhan.

1. Kerugian diperkirakan capai rekor tertinggi

Nissan Gallery. (Dok. Istimewa)
Nissan Gallery. (Dok. Istimewa)

Nissan diperkirakan mencatatkan kerugian tahunan sekitar 5 miliar dolar AS pada tahun fiskal 2024-2025. Perusahaan tengah menghadapi tekanan keuangan, dengan beban utang yang besar.

Pada bulan lalu, Nissan telah mengeluarkan peringatan laba, memperkirakan kerugian bersih antara 700 hingga 750 miliar yen atau setara 4,8 hingga 5,1 miliar dolar AS.

Catatan kerugian tahunan terburuk sebelumnya tercatat pada tahun fiskal 1999-2000, sebesar 684 miliar yen, yang terjadi saat krisis keuangan yang kemudian melatarbelakangi kemitraan dengan Renault.

2. Tekanan persaingan dan tarif AS membayangi

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menandatangani Perintah Eksekutif mengenai rencana tarif Pemerintah pada acara “Make America Wealthy Again”, Rabu, 2 April 2025 (flickr.com/The White House)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menandatangani Perintah Eksekutif mengenai rencana tarif Pemerintah pada acara “Make America Wealthy Again”, Rabu, 2 April 2025 (flickr.com/The White House)

Nissan menghadapi tantangan dalam bersaing dengan produsen kendaraan listrik asal China. Selain itu, keuntungan perusahaan turut tertekan oleh kebijakan tarif perdagangan dari Amerika Serikat.

Salah satu hambatan utama adalah tarif impor sebesar 25 persen yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump untuk seluruh kendaraan yang masuk ke pasar AS.

Analis Bloomberg Intelligence, Tatsuo Yoshida menyebut Nissan sebagai produsen mobil Jepang yang diperkirakan paling terdampak oleh kebijakan tersebut. Dia menjelaskan konsumen Nissan secara historis lebih sensitif terhadap harga dibandingkan pelanggan merek lain.

Menurutnya, kondisi itu membuat Nissan tidak bisa menaikkan harga jual seperti yang dilakukan Toyota atau Honda tanpa berisiko kehilangan volume penjualan secara signifikan.

3. Rencana merger dengan Honda gagal terwujud

Unsplash/Hiroshi Tsubono
Unsplash/Hiroshi Tsubono

Nissan kemungkinan akan mengumumkan pemangkasan tenaga kerja bersamaan dengan laporan keuangannya. Langkah itu muncul setelah rencana penggabungan perusahaan dengan Honda tidak mencapai kesepakatan.

Pembicaraan merger yang berlangsung awal tahun ini sempat menjadi opsi strategis bagi kedua produsen otomotif Jepang tersebut. Namun, negosiasi berakhir pada Februari setelah Honda mengusulkan agar Nissan menjadi anak perusahaan, bukan bergabung dalam struktur perusahaan induk bersama.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Dwifantya Aquina
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us