OJK Minta Mahasiswa Tingkatkan Literasi Keuangan

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus menggalakkan peningkatan literasi keuangan masyarakat, terlebih banyak mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang ikut menjadi korban investasi bodong.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi mengatakan, musibah yang dialami oleh mahasiswa IPB menunjukkan bahwa perlu upaya bersama untuk meningkatkan pemahaman dan literasi kepada seluruh masyarakat, termasuk mahasiswa/mahasiswi.
"Selama ini kita asumsikan mereka adalah kelompok yang kemudian paham, ternyata memang terus harus kita lakukan upaya edukasi dan literasi," katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (19/12/2022).
1. Mahasiswa harus paham terhadap produk dan layanan sektor jasa keuangan

Friderica menjelaskan, dari sisi literasi keuangan, OJK melihat kejadian yang menimpa mahasiswa IPB merupakan pelajaran dan catatan penting. Sebab, itu menimpa kalangan mahasiswa yang seharusnya sudah memiliki literasi keuangan yang lebih baik daripada masyarakat pada umumnya.
"Peningkatan keilmuan mahasiswa harus juga diikuti penguatan pemahaman terhadap produk dan layanan sektor jasa keuangan, sehingga para mahasiswa justru bisa menjadi pelopor atau agen literasi bagi masyarakat dalam memahami dan menggunakan produk dan layanan di sektor jasa keuangan secara bijak dan benar," ujarnya.
2. Gap inklusi dan literasi keuangan capai 35,42 persen

Kemudian, hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen, naik dibanding tahun 2019 yang hanya 38,03 persen
Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,1 persen, meningkat dibanding survei sebelumnya di tahun 2019 yang sebesar 76,19 persen.
Hal tersebut menunjukkan jarak antara literasi dan inklusi semakin menurun dari yang tadinya gapnya sebesar 38 persen pada tahun 2019, menjadi 35,42 persen pada tahun 2022.
"Namun demikian, jarak tersebut tentunya harus terus menerus kita upayakan agar semakin menurun atau mengecil," sebut Friderica.
3. OJK akan terus memperkuat program literasi keuangan
OJK, lanjut dia, akan terus memperkuat dan memperluas program literasi keuangan di masyarakat, yakni melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi secara offline, online, serta mulai kampanye nasional yang masif dan penguatan sinergi serta aliansi strategis dengan berbagai pihak.
Pada tahun 2023, OJK akan fokus membangun literasi keuangan masyarakat desa melalui aliansi strategis dengan kementerian atau lembaga terkait, perangkat desa dan penggerak PKK desa dan mahasiswa KKN, serta intensifikasi pemanfaatan learning management system atau LMS yang merupakan edukasi keuangan khususnya bagi kalangan pelajar dan mahasiswa.
Selain itu, sasaran prioritas literasi keuangan tahun 2023 adalah pelajar atau santri, UMKM, penyandang disabilitas dan masyarakat daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
"Sasaran prioritas inklusif keuangan tahun 2023 adalah second perempuan, pelajar, mahasiswa dan UMKM, masyarakat di wilayah perdesaan dan sektor jasa keuangan syariah," tambah Friderica.