Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Proyek Real Estate Mewah Menantu Donald Trump Ditolak Oposisi Serbia

Bendera Serbia. (pixabay.com/apakom)
Intinya sih...
  • Rencana pembangunan kompleks mewah senilai 500 juta dolar di Beograd, Serbia menuai penolakan keras dari kelompok oposisi.
  • Kelompok oposisi mengancam akan menggunakan segala cara untuk mencegah pembongkaran gedung bersejarah ini.
  • Pusat intelijen tentara Serbia yang akan menjadi lokasi proyek Kushner ini sendiri praktis tidak dapat digunakan kembali.

Jakarta, IDN Times - Rencana pembangunan kompleks mewah senilai 500 juta dolar (sekitar Rp7,9 triliun) di Beograd, Serbia menuai penolakan keras dari kelompok oposisi. Melansir Associated Press pada Jumat (17/5/2024), proyek ini dibiayai oleh perusahaan investasi milik Jared Kushner, menantu mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Rencananya, kompleks mewah tersebut akan dibangun di atas reruntuhan bekas markas besar tentara Serbia yang dihancurkan dalam kampanye pengeboman NATO pada 1999. Kesepakatan ini memberikan hak pengembangan selama 99 tahun kepada Kushner dan telah memicu perdebatan di Serbia. 

1. Penolakan keras dari kelompok oposisi

Aleksandar Jovanović, pemimpin kelompok oposisi Ecological Uprising, mengancam akan menggunakan segala cara untuk mencegah pembongkaran gedung bersejarah ini.

"Kami tahu apa yang akan kami lakukan. Ecological Uprising akan mencegah proyek ini terlaksana baik dengan upaya fisik maupun hukum," tegas Jovanović dalam jumpa pers, dilansir Politico.

Jovanović pun menyerukan kepada seluruh warga Serbia, terutama anggota Angkatan Bersenjata Serbia, untuk ikut mempertahankan gedung ini. Ia menyebut proyek ini sebagai kejahatan yang tidak bisa dibiarkan.

"Saat buldoser pertama muncul, kami akan menunggu mereka," tegasnya lagi. 

Tidak hanya Jovanović, politisi oposisi lainnya yang turut membocorkan rencana proyek ini juga telah mengumumkan akan menggelar protes besar-besaran. Mereka berharap aksi ini dapat menghentikan proyek kontroversial tersebut. 

2. Gedung sebagai simbol perlawanan Serbia terhadap NATO

Pusat intelijen tentara Serbia yang akan menjadi lokasi proyek Kushner ini sendiri praktis tidak dapat digunakan kembali. Sebagian besar struktur bangunannya telah hancur dan tidak tersentuh selama puluhan tahun. 

Bagi banyak warga Serbia, gedung ini merupakan simbol kuat perlawanan Serbia terhadap agresi NATO pada 25 tahun silam. Pengeboman NATO terhadap Yugoslavia pada 1999, setelah perang berdarah Kosovo antara Serbia dan separatis Albania dinilai menjadi salah satu sumber opini anti-Barat di Serbia.

Dalam perang itu, sekitar 13.000 orang, sebagian besar etnis Albania, tewas selama 78 hari hingga pasukan Serbia mundur dari Kosovo. Meski Kosovo menyatakan kemerdekaan pada 2008, namun Beograd sampai saat ini masih menolak kedaulatan negara tersebut.

3. Pemerintah janji akan bangun monumen

Di tengah penolakan keras ini, pemerintah Serbia justru menyambut baik proyek dari Kushner. Mereka pun berusaha meredam gelombang kritik dengan menjanjikan pembangunan monumen peringatan di lokasi proyek tersebut.

"Investor akan membiayai pembangunan kompleks monumen. Namun, kompleks ini nantinya akan menjadi milik Republik Serbia. Pemerintah Serbia juga yang akan menentukan isi dan pengelolaan kompleks monumen ini," jelas Goran Vesić, Menteri Konstruksi Serbia.

Namun upaya ini justru mengundang lebih banyak pertanyaan daripada meredam kekhawatiran. Muncul keraguan apakah monumen yang akan didanai perusahaan AS ini nantinya dapat secara kritis dan objektif menggambarkan peristiwa pengeboman tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us