Menlu Rusia: Kami Siap jika Barat Ingin Ikut dalam Perang Ukraina

- Rusia siap menghadapi negara Barat jika terlibat dalam membela Ukraina
- Presiden Prancis tidak menutup kemungkinan pengiriman pasukan Barat ke Ukraina
- NATO mendukung Ukraina dengan senjata, tapi belum melakukan intervensi langsung
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa Rusia bakal siap menghadapi negara Barat jika mereka ikut berpartisipasi dalam membela Ukraina.
“Itu hak mereka jika mereka ingin perang terjadi di medan perang, maka akan terjadi di medan perang,” kata Lavrov pada Senin (13/5/2024), dilansir Reuters.
Pernyataan Lavrov muncul setelah meningkatkan peringatan tentang bahaya konfrontasi langsung dengan NATO. Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya menolak mengesampingkan kemungkinan bahwa pasukan Barat suatu saat akan dikirim ke sana.
1. Mengirim pasukan ke Ukraina akan sangat berbahaya

Pada pekan lalu, Rusia telah mengatakan bahwa pengiriman pasukan NATO ke Ukraina berpotensi sangat berbahaya. Moskow mengamati dengan cermat petisi Ukraina yang sebelumnya menyerukan intervensi semacam itu.
Petisi tersebut, yang dimuat di situs presiden Ukraina, mengatakan Ukraina harus meminta Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain untuk mengirim pasukan guna membantu negara tersebut mengusir invasi Rusia.
“Rezim Kyiv sangat tidak dapat diprediksi,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ketika ditanya tentang hal ini dalam pengarahan hariannya.
“Kami telah berulang kali mengatakan bahwa intervensi langsung di lapangan dalam konflik ini oleh militer negara-negara NATO berpotensi menimbulkan bahaya yang sangat besar, jadi kami menganggap ini sebagai provokasi yang sangat menantang, dan, tentu saja, kami mengawasinya dengan sangat hati-hati,” tambahnya.
2. Dikhawatirkan memicu perang dunia ketiga

NATO mendukung Ukraina dalam perang tersebut dengan menyediakan senjata yang semakin kuat termasuk tank dan rudal jarak jauh. Namun belum melakukan intervensi langsung dengan pengerahan pasukan.
Pengerahan seperti itu merupakan sesuatu yang telah diperingatkan oleh Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang disebut-sebut dapat menyebabkan Perang Dunia Ketiga.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pertanyaan pengiriman pasukan Barat ke Ukraina akan muncul “secara sah” jika Rusia menerobos garis Ukraina dan Kyiv memintanya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia akan menargetkan pasukan Prancis jika mereka dikirim ke Ukraina.
3. Perang masih terus berlanjut

Pernyataan Lavrov pada Senin disampaikan pada sidang parlemen mengenai pencalonannya kembali dalam jabatan di pemerintahan baru yang dibentuk setelah Putin memulai masa jabatannya bulan ini.
Konflik Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung hingga saat ini sejak dimulai pada Februari 2022 lalu. Laporan Al Jazeera menyebut bahwa Rusia kini berupaya untuk memperluas seranganny di Karkiev, Ukraina. Sekitar 5.700 orang telah dievakuasi dari wilayah itu.
Belum ada tanda-tanda gencatan senjata segera.
Lavrov sempat mengungkit dengan mengatakan bahwa perundingan perdamaian mengenai Ukraina yang akan berlangsung di Swiss bulan depan tanpa partisipasi Rusia sama dengan sebuah ultimatum kepada Moskow.
Dia mengandaikan situasi tersebut sebagaimana teguran bagi seorang anak sekolah yang nasibnya ditentukan oleh guru saat dia berada di luar ruangan.
“Anda tidak bisa berbicara seperti itu kepada siapa pun, terutama kepada kami. Konferensi tersebut bertujuan untuk menyatakan kembali ultimatum kepada Rusia,” kata Lavrov.