Orang Terkaya Afrika Target Perusahaannya Untung Rp3.332 T pada 2030

- Target masuk 100 besar perusahaan terbesar di dunia Dangote Group menargetkan menjadi salah satu dari 100 perusahaan terbesar di dunia dengan nilai saham lebih dari 200 miliar dolar AS di Bursa Efek Nigeria.
- Dangote dorong investigasi soal sabotase ekonomi di Nigeria Dangote mendesak investigasi terkait operasional Nigerian Midstream and Downstream Petroleum Regulatory Authority yang dianggap sebagai sabotase ekonomi di industri minyak Nigeria.
- Dangote tepis penolakan Trump soal ekspansi industri minyak Nigeria Dangote menyatakan bahwa spekulasi komentar Donald Trump soal kilang minyaknya tidak benar, dan Trump justru senang dengan ekspansi kilang minyak Dangote Group.
Jakarta, IDN Times - Orang terkaya di Afrika, Aliko Dangote menargetkan untuk meningkatkan keuntungan perusahaannya hingga menembus 100 miliar dolar AS (Rp3.332 triliun) pada 2030. Target ini tinggi mengingat perusahaannya baru memiliki profit sebesar 18 miliar dolar AS (Rp300 triliun) pada 2025.
Target keuntungan ini didorong oleh ekspansi Dangote Group di sejumlah negara Afrika dalam setahun terakhir. Pekan lalu, Dangote juga sudah berinvestasi di sektor pendidikan untuk memberikan beasiswa kepada ribuan anak di Nigeria.
1. Target masuk 100 besar perusahaan terbesar di dunia

Dangote mengatakan, Dangote Group akan menjadi salah satu dari 100 perusahaan terbesar di dunia. Ia menyebut, perusahaannya akan memiliki nilai saham lebih dari 200 miliar dolar AS (Rp3.338 triliun) di Bursa Efek Nigeria.
Dilansir Business Day, Dangote masih mengupayakan perusahaannya masuk ke Bursa Efek Nigeria. Selain itu, ia meminta agar perusahaannya terdaftar dan semua dividen dibayarkan dalam mata uang dolar AS.
Namun, pada penawaran awal, investor diperbolehkan membeli saham Dangote Group dalam mata uang naira. Dangote yakin perusahaannya akan mendapatkan 6,4 miliar dolar AS (Rp106,8 triliun) dari ekspor petrokimia, berupa polipropilen dan pupuk.
2. Dangote dorong investigasi soal sabotase ekonomi di Nigeria

Pada saat yang sama, Dangote mendesak investigasi terkait dengan operasional Nigerian Midstream and Downstream Petroleum Regulatory Authority (NMDPRA). Operasi tersebut dianggap sebagai sabotase ekonomi di industri minyak Nigeria.
Dilansir The Guardian, Dangote menuding pemimpin NMDPRA bersekongkol dengan pedagang internasional dan importir minyak untuk membuat kilang minyak lokal kesusahan. Sebab, NMDPRA mengizinkan lisensi impor khusus bagi produk minyak dari luar negeri.
Dangote menyebut, ketergantungan Nigeria dari impor minyak telah membuat rugi kilang minyak lokal. Selain itu, tindakan dari otoritas Nigeria ini akan membuat investasi di industri perminyakan Nigeria turun.
3. Dangote tepis penolakan Trump soal ekspansi industri minyak Nigeria

Dangote mengungkapkan, spekulasi yang tersebar di media sosial soal komentar dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump soal kilang minyaknya tidak benar. Ia menyebut, kilang minyaknya masih mendapatkan suplai dari AS.
“AS telah menjadi salah satu pemasok minyak mentah terbesar kami. Ketika seseorang mengatakan Trump tidak senang dengan kilang minyak kami, maka itu dipastikan tidak benar,” terangnya, dikutip Business Insider Africa.
Sebaliknya, orang terkaya di Afrika itu menyebut, Trump sangat senang dengan ekspansi kilang minyak Dangote Group. Sebab, perusahaannya menjadi salah satu pembeli terbesar minyak mentah dari AS.


















