Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pasca-Brexit, Ekspor Inggris ke Eropa Turun 41 Persen

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, saat berbicara dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen melalui sambungan telepon pada 8 Desember 2020. (Facebook.com/Boris Johnson)

Jakarta, IDN Times – Ekspor Inggris ke Eropa mencatatkan penurunan tajam pada Januari karena perusahaan menemukan kendala dalam hal persyaratan perdagangan baru setelah negara itu keluar dari Uni Eropa (Brexit) sepenuhnya.

“Inggris mengekspor barang senilai 8,1 miliar pound (11,3 miliar dolar AS) ke Uni Eropa (UE) pada bulan pertamanya keluar sepenuhnya dari blok itu, penurunan 41 persen dibandingkan dengan Desember,” menurut Kantor Statistik Nasional (ONS).

“Penurunan perdagangan serupa jika dibandingkan dengan Januari 2020,” tambah ONS, mengutip CNN.

1. Impor juga turun

Magistrates court, Inggris (IDN Times/Isidorus Rio)

Menurut ONS, impor dari blok tersebut turun 29 persen menjadi 16,2 miliar euro (22,6 miliar dolar AS) pada Januari dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ketika perusahaan Inggris menimbun barang menjelang akhir periode transisi Brexit.

Angka impor dan ekspor tidak termasuk perdagangan emas dan logam mulia lainnya.

2. Penurunan terbesar sejak 1997

London Bridge, Inggris (IDN Times/Isidorus Rio)

Penurunan aktivitas dengan mitra dagang terbesarnya itu menyebabkan penurunan bulanan terbesar dalam impor dan ekspor barang Inggris secara keseluruhan sejak 1997, kata ONS.

Kallum Pickering, ekonom senior di Berenberg mengatakan data perdagangan Inggris bulan Januari itu memberikan gambaran yang jelas tentang dampak Brexit pada Inggris. Menurutnya, keluarnya Inggris dari Uni Eropa jelas akan membawa dampak kurang baik pada ekonomi Inggris.

“Data perdagangan Inggris Januari memberikan gambaran yang jelas: meskipun perjanjian perdagangan bebas untuk barang-barang--yang ditandatangani Inggris dan UE akhir tahun lalu--sebagian besar telah mengakhiri ketidakpastian selama empat setengah tahun, namun tidak mampu memberikan perdagangan bebas tanpa dokumen dan hambatan nontarif lainnya yang pernah dinikmati Inggris sebagai bagian dari pasar tunggal,” katanya.

3. Perubahan aturan pasca-Brexit

(Ilustrasi Brexit) ANTARA FOTO/REUTERS/Hannah Mckay

Sejak Inggris menyelesaikan transisi keluarnya dari Uni Eropa pada 31 Desember, eksportir Inggris harus berurusan dengan pemeriksaan perbatasan baru dan proses bea cukai. Langkah itu telah menyebabkan penundaan pengiriman ke Eropa.

“Bukti eksternal menunjukkan beberapa perdagangan barang yang lebih lambat pada awal Januari 2021 dapat dikaitkan dengan gangguan yang disebabkan oleh akhir periode transisi,” kata ONS dalam sebuah pernyataan, Jumat (12/3/2021).

“Impor dan ekspor mulai meningkat menjelang akhir bulan,” tambahnya.

ONS juga mengatakan bahwa perdagangan berjalan tidak biasa dalam beberapa bulan terakhir dan mendesak untuk berhati-hati ketika membandingkan laporan tersebut dengan data terbaru. Inggris juga melakukan penguncian (lockdown) nasional baru pada awal Januari untuk menekan penyebaran wabah virus corona yang telah membebani aktivitas ekonominya.

Menurut ONS, Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris turun 2,9 persen pada Januari dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami peningkatan.

“PDB 9 persen di bawah level yang tercatat pada Februari lalu, sebelum virus corona melanda. Sektor jasa bertindak sebagai penghambat utama pertumbuhan, sementara manufaktur mengalami kontraksi pertama sejak April 2020,” kata ONS.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us