Perang Dagang AS-Tiongkok Meningkat, Mari Elka: Kita Harus Antisipasi

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Mari Elka Pangestu menyoroti peningkatan ketegangan geopolitik, termasuk perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang diprediksi meningkat pada tahun ini dengan adanya kebijakan Trump 2.0.
Menurut survei dari Conference Board terhadap 1.700 perusahaan di seluruh dunia, perang dagang menjadi kekhawatiran utama para investor.
"Number one khawatiran adalah perang dagang dan itu naik 2 kali juta daripada sebelumnya, hampir 50 persen, put that as number one. Number two, 75 persen mengatakan mereka harus mencari atau merubah supply chain, jadi untuk lebih resilient terhadap geopolitik, terhadap macam-macam ketidakpastian yang terjadi," ujar Mari dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times, yang diadakan di kantor pusat IDN di Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Selain itu, sebanyak 75 persen perusahaan menyatakan perlunya mengubah supply chain untuk meningkatkan resiliensi terhadap ketidakpastian global.
"Dari 75 persen yang mengatakan akan harus memperhatikan supply chain, terutama yang basisnya di Asia Tenggara, 90 persen mengatakan harus memikirkan bagaimana merubah supply chain yang ada," tambahnya.
Mari menegaskan bahwa Indonesia perlu memanfaatkan peluang ini dengan memperkuat posisi dalam rantai pasok global.
"Kita harus mengantisipasi agar tidak terkena tarif dari Amerika. Jadi banyak yang menghindari tarif dengan membangun supply chain yang mengurangi komponen Tiongkok ataupun meningkatkan komponen non-Tiongkoknya," jelasnya.
Program “Semangat Awal Tahun 2025” sebagai forum untuk menjembatani pemahaman akan program unggulan pemerintah yang perlu diketahui secara luas oleh masyarakat, terutama kalangan millennial dan genZ.
Dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada Rabu dan Kamis (15-16) Januari 2025, bertempat di The Plaza, Amphitheatre di Lantai 3 Kantor Pusat IDN Times dan Menara Global, Jalan Jendral Gatot Subroto Kav 27, Jakarta 12950. Setiap sesi akan dihadiri 150-an peserta, future leaders, anak muda.
Penyelenggaraan program ini bersamaaan dengan sekitar 100 hari kerja Kabinet Merah Putih, sehingga diharapkan bisa menjadi forum informasi kepada publik, sebagaimana yang dipesankan oleh Presiden Prabowo Subianto kepada anggota kabinetnya dalam Hambalang Retreat, pentingnya komunikasi publik akan program pemerintah.
Program “Semangat Awal Tahun 2025” dilakukan dalam bentuk 8 (delapan) sesi talkshow yang menghadirkan pembicara sektor pemerintah, swasta dan publik/akademisi. Delapan sesi tersebut: Navigasi Ekonomi Global 2025, Kemandirian Pangan Bukan Sebatas Angan, Investasi Berkelanjutan untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Masa Depan Industri Digital dan Kreatif, Energi Berkelanjutan untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Transformasi Kesehatan, Arah Baru Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, dan Kepemimpinan Muda dan Inovasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi.
Pada akhir kegiatan akan disampaikan award “Inspiring News Maker of The Year 2024” di berbagai bidang, serta “Climate Warrior Award” untuk 10 anak muda.