Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertumbuhan Ekonomi Gak Bisa Andalkan Investasi Saja, Ini Alasannya

Ilustrasi uang (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Ekonom INDEF Aviliani mengatakan pemerintah tidak bisa hanya mengharapkan investasi untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Menurut Aviliani, hingga kini, sumber dana masih banyak yang berasal dari pemerintah.

"Jadi investasi lebih banyak didukung oleh pemerintah, misalnya dana untuk PUPR kan paling besar tuh tahun depan untuk pembangunan. Nah, pembangunan infrastruktur itulah yang jadi penggerak. Tetapi kalau swasta pure jadi penggerak, rasanya tahun depan belum," kata Aviliani dalam Live Instagram bersama IDN Times, Senin (17/8/2020).

1. Investor masih wait and see terhadap perekonomian Indonesia

Ekonom Senior INDEF, Aviliani (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Aviliani mengatakan masih banyak investor yang wait and see alias melihat perkembangan kondisi ekonomi Indonesia. Apabila tahun depan belanja pemerintah sudah baik dan tepat sasaran, menurutnya, itu bisa membantu perbaikan ekonomi lebih cepat. 

"Terutama menambah perlindungan sosial buat yang berpenghasilan di bawah Rp5 juta. Untuk usaha mikro kalau dipaksa dikasih pinjaman nanti malah jadi kredit macet. Jadi yang perlu dilakukan untuk kredit mikro ya kasih aja perlindungan sosial dulu untuk tahun depan," ungkapnya.

2. Pemerintah gelontorkan Rp169,1 triliun untuk pembiayaan investasi

Presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPD dan DPR RI pada Jumat (14/8/2020) (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Sebelumnya, pemerintah mengalokasikan Rp169,1 triliun pada RAPBN 2021 untuk pembiayaan investasi. Pendanaan tersebut direncanakan akan digunakan untuk beberapa hal.

"Pertama, pembiayaan pendidikan untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya, sebagai bentuk pertanggungjawaban antar-generasi," kata Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam sidang tahunan MPR, di gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Jokowi melanjutkan, anggaran tersebut juga digunakan untuk pemberdayaan UMKM dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) guna mengakselerasi pengentasan kemiskinan. Kemudian, mengakselerasi pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana transportasi, permukiman, serta ketahanan energi.

"Kemudian, mendorong program ekspor nasional melalui penguatan daya saing barang dan jasa dalam negeri di pasar internasional," kata Presiden.

3. Pemerintah targetkan pertumbuhan ekonomi hingga 5,5 persen

Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, pemerintah membuat asumsi indikator ekonomi makro. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 4,5 sampai 5,5 persen.

Presiden Jokowi mengatakan, tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan dapat maksimal dengan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi sebagai motor penggerak utama. Selain itu, ia berharap inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3 persen untuk mendukung daya beli masyarakat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indiana Malia
EditorIndiana Malia
Follow Us