Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertumbuhan Ekonomi Global Diproyeksi Capai 3,2 Persen di Akhir Tahun

Screenshot 2025-10-22 151755.jpg
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. (Dok/Screenshot Zoom).
Intinya sih...
  • Ekonomi AS diperkirakan masih melambat di tahun ini, sementara prospek perekonomian Eropa cukup baik.
  • Ruang penurunan suku bunga The Fed ke depan diperkirakan makin terbatas dengan imbal hasil US Treasury tenor dua tahun cenderung meningkat.
  • Ketidakpastian global diperkirakan masih tetap tinggi, membatasi aliran modal asing ke negara berkembang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2025 mencapai 3,2 persen. Angka ini lebih baik dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 3,1 persen, meski ketidakpastian global masih tetap tinggi.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, perbaikan kinerja ekonomi global dalam jangka pendek terutama ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jepang dan India.

“Pertumbuhan ekonomi Jepang dan India didukung oleh konsumsi rumah tangga serta kebijakan stimulus fiskal,” ujar Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (17/12/2025).

1. Ekonomi AS diperkirakan masih melambat di tahun ini

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)

Prospek perekonomian kawasan Eropa juga dinilai masih cukup baik, seiring dengan terjaganya konsumsi rumah tangga, investasi, serta kondisi ketenagakerjaan.

Namun demikian, perekonomian Amerika Serikat (AS) pada 2025 diperkirakan masih melambat akibat dampak sementara penghentian layanan publik pemerintah (temporary government shutdown) dan pelemahan pasar tenaga kerja.

Di sisi lain, prospek ekonomi China juga diperkirakan melambat seiring permintaan domestik yang masih lemah.

"Untuk 2026 mendatang pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan melemah jadi 3 persen dipengaruhi dampak lanjutan tarif resiprokan AS dan kerentanan rantai pasok global," tegasnya.

2. Ruang penurunan suku bunga The Fed ke depan diperkirakan makin terbatas

Gedung Federal Reserve (Instagram/the Fed)
Gedung Federal Reserve (Instagram/the Fed)

Dari sisi kebijakan moneter, suku bunga acuan AS atau Federal Funds Rate (FFR) tercatat turun 25 basis poin pada Desember 2025, dengan ruang penurunan yang lebih terbatas ke depan.

"Imbal hasil US Treasury tenor dua tahun cenderung meningkat, sementara tenor 10 tahun tetap berada di level tinggi seiring dengan besarnya kebutuhan pembiayaan utang pemerintah AS," tegasnya.

3. Ketidakpastian global diperkirakan masih tetap tinggi

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (unsplash.com/Mathieu Stern)
ilustrasi pertumbuhan ekonomi (unsplash.com/Mathieu Stern)

Berbagai kondisi terkini di AS pun mendorong indeks dolar AS (DXY) bertahan di level tinggi dan membatasi aliran modal asing ke negara berkembang.

"Ke depan, BI menilai ketidakpastian global masih akan tetap tinggi sehingga diperlukan kewaspadaan serta penguatan bauran kebijakan untuk menjaga ketahanan ekonomi domestik," tegasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Rupiah Stagnan, Bank Indonesia Lanjutkan Intervensi Pasar

17 Des 2025, 16:34 WIBBusiness