Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Profil Truong My Lan, Konglomerat Vietnam yang Divonis Mati

Truong My Lan, konglomerat properti asal Vietnam yang divonis mati karena kasus penggelapan uang Rp200 triliun (vnexpress.net)

Konglomerat properti asal Vietnam, Truong My Lan menyita perhatian dunia usai ia divonis hukuman mati oleh pengadilan pada Kamis (11/4/2024) waktu setempat.

Lan dijatuhi hukuman mati atas penggelapan uang dari Saigon Commercial Bank sekitar Rp200 triliun. Dia juga divonis 20 tahun penjara atas dakwaan penyuapan dan pelanggaran hukum perbankan.

Bahkan, jaksa yang menangani kasusnya mengatakan total kerugian finansial mencapai Rp323 triliun atau lima persen PDB Vietnam. Lantas, banyak warganet yang penasaran dengan sosoknya. Berikut profil Truong My Lan serta kerajaan bisnisnya.

1. Profil Truong My Lan

Truong My Lan, konglomerat properti asal Vietnam yang divonis mati karena kasus penggelapan uang Rp200 triliun (vnexpress.net)

Truong My Lan adalah konglomerat pemilik bisnis properti Van Thinh Phat Group asal Vietnam yang lahir di Saigon pada 13 Oktober 1956. Lan lahir dari keluarga yang merupakan imigran asal China. Melansir media China, Lan semasa kecil pernah berjualan bersama ibunya di pasar di Kota Ho Chi Minh.

Pada 1986, Lan mulai membeli properti dan tanah karena saat itu, Vietnam membuka ekonomi pasar yang sering disebut sebagai Doi Moi atau "renovasi.

Truong My Lan menikah dengan pengusaha properti Hong Kong, Eric Chu Nap Kee. Pernikahan keduanya pun dikaruniai seorang anak, Chu Duyen Phan. Saat ini, keluarga Lan juga termasuk yang terkaya di Vietnam.

2. Mendirikan Van Thinh Phat

Van Thinh Phat Group, induk perusahaan properti milik Truong My Lan (vtpgroup.net)

Pada 1992, Truong My Lan mendirikan Van Thinh Phat Co., Ltd. Mulanya, perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan, bisnis restoran, dan hotel.

Seiring waktu, Van Thinh Phat berkembang menjadi perusahaan real estat. Hal ini tak terlepas dari kondisi Vietnam saat itu yang mulai bergerak ke perekonomian yang lebih berorientasi pasar.

Selain itu, perkembangan perusahaan yang pesat juga diduga karena bantuan koneksi politik Lan. Dalam beberapa tahun, perusahaannya juga bisa mendapatkan beberapa properti berharga di Vietnam.

3. Membangun kerajaan bisnis

Van Thinh Phat Group, induk perusahaan properti milik Truong My Lan (vtpgroup.net)

Truong My Lan mendirikan Van Thinh Phat Group (VTP Group) pada 2007 dengan modal sekitar enam triliun dong atau sekitar Rp3,8 triliun saat ini. Perusahaannya terus berkembang dengan menjalankan bisnis real estat seperti restoran, hotel, perkantoran, dan apartemen.

Lan sukses membangun kerajaan bisnisnya selama bertahun-tahun. Saat ini, VTP Group terkait dengan sejumlah properti berharga di Kota Ho Chi Minh, yaitu Times Square Saigon 39 lantai, Windsor Plaza Hotel bintang lima, perkantoran Capital Place 37 lantai, hingga Sherwood Residence bitang lima.

VTP Group juga memiliki beberapa megaproyek lainnya seperti perumahan mewah Bonville Land dan Sterling Residence, apartemen mewah Lambert Residence, Thuan Kieu Plaza, restoran Central Nguyen Hue, restoran Huu Nghi, dan restoran Duc Bao.

Lantas, dari mana semua dana perusahaan ini? Ada perusahaan saham gabungan VTP, An Dong, dan Times Square. VTP Group juga dikaitkan dengan kelompok pemegang saham Saigon Commercial Bank dan VIPD Group.

Perkembangan kerajaan bisnisnya juga diduga dari pengambilan utang dalam jumlah besar di pasar obligasi komersial. Ada 25 jenis obligasi yang dijual secara agresif melalui SCB dan menghasilkan 30 triliun dong atau Rp19,1 triliun.

4. Kasus Truong My Lan hingga divonis mati

Truong My Lan (vnexpress.net)

Truong My Lan dituduh melakukan penipuan hingga penggelapan senilai sekitar Rp200 triliun. Dia divonis hukuman mati dan 20 tahun penjara akibat perbuatannya.

Lan diketahui mengendalikan Saigon Commercial Bank (SCB). secara ilegal sejak 2012-2022. Awalnya, Lan melakukan pembelaan kalau dia hanya mengendalikan sekitar 15% saham bank dan tidak memiliki posisi resmi di SCB.

Namun, para saksi mengatakan bahwa mereka diperintahkan untuk bertindak atas nama Lan dan diketahui bahwa Lan menjadi pemegang saham pengendali lebih dari 90% di SCB.

Kendali tersebut dia gunakan untuk menarik uang dari bank lewat kontrak pinjaman, menyuap pejabat untuk menutupi kesalahannya, hingga mendorong bank ke krisis likuiditas.

Modal bisnis Lan dari pinjaman bank juga bisa didapat tanpa jaminan, jadwal pembayaran, ataupun uji tuntas normal. Hal ini bisa dilakukannya setelah menyuap regulator senior bank sentral dan 23 regulator negara dengan uang 5,2 juta dolar AS atau Rp84 miliar untuk memalsukan laporan pengawasan dan menyembunyikan kredit macet.

Selama kasusnya berjalan, pihak berwenang terus mengungkap jaringan perusahaannya yang mencapai lebih dari 1.000 perusahaan. Sebagian besar adalah perusahaan kecil yang didirikan hanya untuk mendapatkan pinjaman bank.

Nah, itulah profil Truong My Lan, crazy rich Vietnam di bidang properti yang divonis hukuman mati.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Yogama Wisnu Oktyandito
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us