Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Taipan Properti Vietnam Divonis Mati akibat Penggelapan Dana Rp432 T 

Ilustrasi pengadilan. (unsplash.com/Tingey Injury Law Firm)

Jakarta, IDN Times - Pengadilan Vietnam menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Truong My Lan, seorang taipan properti yang juga merupakan pemilik saham terbesar Saigon Commercial Bank (SCB) pada Kamis (11/4/2024). Lan terbukti bersalah melakukan penggelapan dana sebesar 27 miliar dolar AS atau setara Rp432 triliun, penyuapan, serta sejumlah pelanggaran peraturan perbankan lainnya.

Kasus yang terungkap setelah persidangan selama lima minggu di Kota Ho Chi Minh ini, menjadi salah satu skandal korupsi terbesar sepanjang sejarah Vietnam.

"Tindakan terdakwa menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan partai dan negara," demikian bunyi putusan hakim seperti dikutip dari The Guardian.

1. Truong My Lan kendalikan SCB secara ilegal

Selama satu dekade antara 2012 hingga 2022, Lan mengendalikan SCB secara ilegal dengan menggunakan ribuan perusahaan fiktif untuk mengalirkan dana dan menyuap pejabat pemerintah. Nilai aset Lan yang dirampas diperkirakan mencapai sekitar 3 persen produk domestik bruto (PDB) Vietnam pada tahun 2022. Jaksa menyatakan, lebih dari 1000 properti milik Lan telah disita. 

Meski begitu, Lan membantah tuduhan tersebut dan justru menyalahkan bawahannya. Dalam pernyataan terakhirnya di pengadilan pekan lalu, ia mengaku sempat berpikir untuk bunuh diri karena merasa bodoh terlibat dalam bisnis perbankan yang tidak ia pahami dengan baik.

2. Pengadilan vonis 85 orang lainnya yang terlibat

Selain Lan, 85 orang lainnya turut divonis atas berbagai tuduhan terkait kasus ini, mulai dari suap, penyalahgunaan kekuasaan, penggelapan, hingga pelanggaran hukum perbankan. Di antara mereka terdapat mantan CEO SCB, Vo Tan Van, yang diduga memberikan suap sebesar 5,2 juta dolar AS (sekitar Rp83 miliar) kepada pejabat negara untuk menutupi pelanggaran dan situasi keuangan bank yang buruk.

Suap tersebut diserahkan dalam kotak styrofoam kepada Do Thi Nhan, mantan kepala tim inspeksi Bank Negara Vietnam, namun ia menolaknya. Jumlah suap itu menjadi yang terbesar yang pernah tercatat di Vietnam.

Menurut jaksa, total kerugian dalam skandal ini kini mencapai Rp432 triliun atau setara dengan 6 persen PDB Vietnam pada 2023. Polisi telah mengidentifikasi sekitar 42 ribu korban dalam kasus ini, yang semuanya merupakan pemegang obligasi SCB yang tidak dapat menarik uang mereka dan belum menerima pembayaran bunga atau pokok sejak penangkapan Lan.

Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Lan merupakan vonis yang tidak biasa untuk kasus seperti ini di Vietnam.

3. Vietnam gencar berantas korupsi

Penangkapan Lan pada Oktober 2022 merupakan bagian dari tindakan pemberantasan korupsi nasional yang menyasar banyak pejabat dan elit bisnis Vietnam dalam beberapa tahun terakhir. Sejak 2016, Vietnam menggalakkan operasi anti korupsi yang dijuluki Blazing Furnace atau "Tungku Membara".

Kampanye ini telah menyentuh level tertinggi politik Vietnam, dengan pengunduran diri dua presiden dan dua perdana menteri serta ratusan pejabat yang dihukum atau dipenjara.

Meski ada argumen bahwa sebagian kasus memiliki motif politis, Michael Tatarski, pembawa acara podcast Vietnam Weekly, menilai jelas ada keinginan nyata untuk memberantas korupsi dan penipuan besar-besaran yang memang perlu dituntaskan. Kasus Lan dan keluarganya menjadi sorotan karena mereka sangat tertutup meski memiliki kekayaan yang sangat besar, dengan sedikit informasi atau foto yang tersedia untuk publik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us