Purbaya Pernah Takut-takuti Prabowo Ada Ancaman Pergantian Kekuasaan

- Purbaya beberapa kali bertemu Prabowo sebelum dilantik
- Peringatkan ancaman demo berkepanjangan
- Purbaya beberkan siklus perekonomian
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap pernah memperingatkan Presiden Prabowo Subianto terkait ancaman serius terhadap stabilitas pemerintahan jika arah kebijakan ekonomi tidak segera diperbaiki.
Dia bahkan menyebut telah menyampaikan kemungkinan terjadinya pergantian kekuasaan pada Februari tahun depan apabila kondisi ekonomi terus memburuk. Hal itu dia sampaikan sebelum ditunjuk menjadi Menteri Keuangan (Menkeu).
"Saya ceritain, 'Pak, keadaan begini, begini, begini'. Saya bilang tadi, saya takut-takutin, 'Pak, Februari, Pak'," cerita Purbaya dalam Investor Daily Summit, Kamis (9/10/2025).
Dia mengaku memberikan peringatan kepada presiden disertai data dan analisis yang rinci, termasuk menyinggung pengalaman masa lalu sejumlah presiden sebelumnya.
1. Purbaya beberapa kali bertemu Prabowo sebelum dilantik

Purbaya bercerita pertemuannya dengan Prabowo terjadi beberapa kali sebelum dirinya resmi dilantik sebagai Menkeu. Dia mengaku sempat dua kali dipanggil ke Hambalang untuk mendengarkan langsung paparan dan pandangan Presiden.
Menurut Purbaya, pada dua pertemuan awal, Prabowo hanya mengamatinya tanpa banyak berbicara. Pertemuan ketiga berlangsung pada hari Minggu dan hanya dihadiri oleh lima orang.
Dalam pertemuan tertutup itu, Purbaya menyampaikan pandangannya terkait kondisi ekonomi nasional dan potensi dampaknya terhadap situasi sosial-politik.
"Saya pikir waktu itu udah dua hari ketemu, nggak ngomong apa-apa. Kalau hari Minggu waktu itu saya nggak ngomong yaudah lah, nggak ada kans untuk bicara lagi. Waktu ketemu rapat cuma berlima," paparnya.
2. Peringatkan ancaman demo berkepanjangan

Purbaya menjelaskan pada saat itu, dia menilai ancaman terhadap perekonomian cukup serius. Jika kebijakan ekonomi tidak segera diubah, Indonesia berisiko menghadapi demonstrasi yang terjadi terus-menerus dan semakin meluas.
Sebagai ekonom, Purbaya menyebut telah menghitung potensi risiko tersebut secara mendalam. Dia memperkirakan tekanan ekonomi dapat memicu instabilitas yang bisa berdampak pada perubahan kekuasaan dengan biaya sosial yang besar bagi masyarakat.
"Hitungan saya sebagai ekonom dan setengah dukun, Februari tahun depan akan terjadi pergantian kekuasaan yang cost-nya buat masyarakat kita mahal," ungkapnya.
Menurutnya, hal itu kemudian disadari oleh Presiden Prabowo yang langsung memintanya untuk membantu memperbaiki arah kebijakan ekonomi.
3. Purbaya beberkan siklus perekonomian

Purbaya juga menjelaskan ekonomi memiliki siklus alami yang terdiri dari masa ekspansi dan resesi. Dia menilai setiap periode resesi merupakan masa yang sangat krusial karena kesalahan kebijakan di momen tersebut bisa berakibat fatal.
Purbaya mencontohkan beberapa periode pemerintahan sebelumnya yang pernah mengalami tekanan ekonomi berat. Menurutnya, pada era Presiden Soeharto dan Abdurrahman Wahid, kesalahan kebijakan ekonomi menjadi salah satu faktor yang mempercepat krisis.
Dia juga menyinggung masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko "Jokowi" Widodo yang sempat menghadapi situasi serupa namun berhasil menjaga stabilitas.
"Jadi, sebetulnya ya, kita kan punya siklus bisnis. Ekonomi itu ekspansi, resesi, ekspansi, resesi. Kita rata-rata tujuh tahun ekspansi, setahun resesi, tujuh tahun ekspansi, setahun resesi. Dalam masa downturn itu, itu adalah masa-masa kritis," ujarnya.