Malaysia Cabut Larangan Ekspor Telur Ayam per 1 Juli

Setelah mempertimbangkan kondisi domestik

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Malaysia akan mencabut larangan ekspor ayam per 1 Juli mendatang. Pernyataan tersebut datang bersamaan dengan keputusan terbaru Malaysia yang tetap akan melanjutkan pemberian subsidi, dan pengendalian harga ayam dan telur kepada masyarakat.

Atas kebijakan tersebut, pemerintah Malaysia harus menanggung biaya subsidi sebesar 200 juta ringgit Malaysia (sekitar Rp645 miliar) per bulannya. Hal ini dilakukan Malaysia, agar kesejahteraan masyarakat tetap terjaga, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.

"Pemerintah tidak keberatan melanjutkan subsidi ini, untuk memastikan masyarakat bisa membeli ayam dan telur dengan harga yang terkendali karena kami paham mereka terbebani oleh kenaikan biaya hidup," kata Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup Malaysia Salahuddin Ayub dalam konferensi pers pada Sabtu (10/6/2023), dikutip dari The Sun Daily.

Baca Juga: Larangan Ekspor Bauksit Indonesia Disebut Bakal Untungkan Malaysia

1. Malaysia cabut larangan ekspor ayam per 1 Juli

Meski sebelumnya Malaysia telah berencana untuk mengakhiri pemberian subsidi pada produksi ayam dan telur per 30 Juni, rencana tersebut akhirnya dibatalkan, guna mempertahankan kontrol harga pada dua makanan pokok tersebut.

Selain itu, Malaysia juga akan mencabut larangan ekspor ayam per 1 Juli. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaysia Mohamad Sabu pada pekan ini. Dia juga menambahkan bahwa dengan mencabut larangan tersebut, akan memberikan pendapatan peternak di dalam pasar ekspor, serta memfasilitasi arus kas yang masuk untuk negara, dilansir Straits Times.

Nantinya, produsen unggas akan dapat mengekspor ayam hidup, ayam olahan, dan bagian ayam lainnya. Namun, untuk anak ayam yang umur sehari tidak diizinkan.

Pemerintah Malaysia juga akan mengizinkan impor ayam dari negara produsen yang diakui, termasuk Brasil, China, dan Denmark. Sementara itu, Thailand mendapatkan izin untuk mengimpor ayam dan telur.

Baca Juga: Vietnam Batasi Ekspor Beras, Stok RI Aman?  

2. Sebab larangan ekspor ayam Malaysia

Malaysia Cabut Larangan Ekspor Telur Ayam per 1 JuliBendera Malaysia. (Unsplash.com/mkjr_)

Pada 1 Juni tahun lalu, pemerintah Malaysia mengeluarkan larangan ekspor ayam. Kebijakan tersebut merupakan sebuah langkah yang memengaruhi 3,6 juta ayam utuh yang dijual ke luar negeri setiap bulannya, dikutip dari Channel News Asia.

Larangan tersebut diterapkan, guna mengatasi masalah pasokan dan harga ayam di negara itu, karena adanya keluhan kekurangan pasokan dan kenaikan harga ayam.

Saat itu, pihaknya juga tidak memberi tenggat waktu hingga kapan larangan tersebut akan dicabut. Pihak berwenang Malaysia hanya menegaskan bahwa larangan tersebut diberlakukan hingga harga domestik dan produksi stabil.

Baca Juga: Waspada, Ekspor Pasir Laut Bisa Rugikan Ekonomi Indonesia

3. Perang di Ukraina menjadi salah satu pemicu lonjakan harga pakan ayam

Malaysia Cabut Larangan Ekspor Telur Ayam per 1 JuliIlustrasi ternak ayam. (unsplash.com/Ben Moreland)

Menurut pelaku utama industri ayam, banyak faktor yang mempengaruhi pasokan, baik dari biaya produksi ayam, infeksi penyakit, dan kondisi cuaca.

Ini juga ditambah dengan meningkatnya biaya pakan ayam, di mana sebagian dipicu oleh Perang Ukraina, yang mengakibatkan harga pangan melonjak. Ukraina adalah negara pengekspor utama jagung dan biji-bijian, yang merupakan komponen utama pakan ayam, dikutip dari AP News.

Singapura menjadi negara yang sangat merasakan imbas dari kebijakan larangan ekspor ayam Malaysia. Untuk diketahui, Singapura mengimpor sekitar 34 persen pasokan ayamnya dari Negeri Jiran. Hampir semuanya didatangkan sebagai ayam hidup, lalu dipotong dan didinginkan secara lokal.

Sebagai alternatif dari larangan ekspor Malaysia, Singapura pun akhirnya meningkatkan impor daging ayam dari Thailand dan Indonesia.

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya