Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rumah Kosong Tapi Tagihan Listrik Naik? Begini Penjelasan PLN

Ilustrasi petugas PLN sedang merawat instalasi listrik. Dok. PLN UID Jateng dan DIY

Jakarta, IDN Times - Senior Executive Vice President (SEVP) Departemen Bisnis & Pelayanan Pelanggan PT PLN Yuddy Setyo Wicaksono menanggapi keluhan seorang warga, yang mengalami kenaikan tagihan listrik. Padahal, rumahnya tidak ditempati. Hal itu diungkapkan Yuddy dalam live streaming di saluran YouTube PLN, Senin (8/6).

"(Kenapa rumah kosong tagihan naik?) Logikanya kan tidak. Pernah ada keluhan sama, kami cek ke lapangan. Sebelumnya kosong, kemudian terisi. Apalagi pas rata-rata diambil bulan sebelumnya kosong, sehingga catatan nilainya rendah. Bulan berikutnya gak kosong, lalu tagihan membengkak 10 kali lipat. Setelah cek data, ternyata penghuni bertambah dan kWh memang tinggi," kata Yuddy.

1. PLN mengantongi semua data penggunaan listrik

Simulasi perhitungan tagihan listrik. Dokumentasi PLN

Yuddy mengatakan, pada dasarnya PLN telah menyiapkan semua data yang dibutuhkan pelanggan. Apabila ada keluhan, pelanggan tinggal menyebutkan ID yang dimiliki. Apabila penjelasan kurang lengkap, petugas call center akan meneruskan ke posko pengaduan.

"Intinya, PLN tidak akan menambah, cheating, tidak akan menaikkan tarif, karena itu ditetapkan pemerintah dan DPR. Apabila menaikkan tanpa persetujuan, ada pengawas auditor, BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), dan Kejaksaan yang memantau kami," ujar dia.

2. Tagihan pelanggan yang bayar lebih akan dikurangi

Dok. PLN UID Jateng dan DIY

Selain pembayaran naik, kata Yuddy, ada pula pelanggan yang mengalami kelebihan pembayaran. Dengan demikian, tagihan bulan berikutnya akan dikurangi.

"Kami berikan pemberitahuan, kami punya billingnya, kami sampaikan tagihannya sekian. Kami transpasaran," kata dia.

3. Beberapa indikator melonjaknya tagihan listrik

Ilustrasi. Dok. PLN UID Jateng dan DIY

Yuddy menyebutkan, setidaknya ada tiga indikator yang menyebabkan lonjakan tagihan listrik. Di antaranya WFH atau bekerja di rumah, Ramadan, dan mekanisme pencatatan rata-rata.

Saat WFH, Yuddy menjelaskan, penggunaan listrik melonjak karena digunakan sejak pagi hingga malam. Begitu pula saat Ramadan, banyak yang memulai aktivitas lebih pagi karena menyiapkan makan sahur.

"Siang-siang biasanya banyak di luar, misal di kantor. Saat WFH kan di rumah, banyak juga yang di rumah nonton drama Korea, kesibukannya entertain, karena ini hiburan yang menghindari keluar rumah. Saya sampaikan tidak semua pelanggan mengalami kenaikan. Berdasarkan data yang ada, ada yang menurun karena menghemat, misalnya meminimalkan penggunaan AC," ucap dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us