Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rupiah Ditutup Menguat Tipis ke Rp16.220 per Dolar AS

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Intinya sih...
  • Rupiah menguat tipis 10 poin menjadi Rp16.220 per dolar AS
  • Beberapa mata uang di Asia juga menguat terhadap dolar AS

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup menguat tipis pada akhir perdagangan, Selasa (4/6/2024). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat ke level Rp16.220 per dolar AS per dolar AS. Rupiah tercatat menguat 10 poin atau 0,06 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp16.230 per dolar AS. 

1. Mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS

Selain rupiah, ada sejumlah mata uang di kawasan Asia kompak menguat terhadap dolar AS. 

  • Baht Thailand menguat 0,22 persen
  • Ringgit Malaysia menguat 0,16 persen
  • Dolar Taiwan menguat 0,02 persen
  • Dolar Hongkong menguat 0,08 persen 
  • Yen Jepang menguat 0,43 persen 

 

2. Indeks dolar AS turun karena adanya pergeseran ekspektasi

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS yang melemah hari ini karena pasarmemperkirakan peluang sebesar 52,1 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September, naik dari ekspektasi kemarin mengenai peluang sebesar 47 persen. 

"Pergeseran ekspektasi ini terjadi setelah data indeks manajer pembelian menunjukkan pada hari Senin bahwa aktivitas manufaktur AS menyusut untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Mei," ujarnya.

Sementara itu,  data PMI, yang dirilis hanya beberapa hari setelah data produk domestik bruto (PDB) melemah, mendorong spekulasi bahwa perekonomian AS sedang melemah, yang dapat menandakan inflasi yang lebih rendah dan memberikan kepercayaan lebih kepada Federal Reserve untuk mulai memangkas suku bunga.

"Gagasan ini membuat dolar tenggelam ke posisi terendah dua bulan pada hari Senin," ucapnya.

3. Kondisi domestik topang penguatan rupiah

Lebih lanjut Ibrahim menjelaskan bahwa faktor internal mempengaruhi penguatan rupiah karena ditopang oleh ekonomi Indonesia tetap sehat didukung oleh konsumsi dalam negeri yang kuat. 

Memasuki semester II-2024,  pertumbuhan ekonomi bakal didukung oleh pertumbuhan angsuran yang kuat dengan adanya pengaruh penanaman modal asing dan pengeluaran infrastruktur.

"Ekonomi Indonesia diperkirakan mampu tumbuh 5,2 persen di 2024, lebih tinggi dari 5 persen pada 2023," ujarnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us