Rupiah Menguat Pagi Ini di Tengah Kekhawatiran Investor

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan, awal pekan, Senin (20/2/2023).
Mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat sebanyak 21 poin atau 0,14 persen ke level Rp15.189 per dolar AS pada pembukaan perdagangan. Hingga pukul 09.20 WIB, rupiah sudah menguat 34,5 poin atau 0,23 persen ke Rp15.175,5 per dolar AS.
Laju rupiah pagi ini membalikkan tren negatif pada penutupan perdagangan Jumat (17/2), yang melemah sebanyak 51 poin atau 0,34 persen ke level Rp15.210 per dolar AS.
1. Rupiah masih berpotensi melemah karena kekhawatiran investor
Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah masih berpotensi tertekan terhadap dolar AS karena kekhawatiran pasar terhadap kebijakan pengetatan moneter oleh bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) yang agresif tahun ini.
Hal itu memungkinkan bila melihat data-data ekonomi AS yang membaik, termasuk data inflasi yang belum turun jauh ke target 2 persen.
"Kebijakan the Fed ini akan mendorong pelaku pasar mengalihkan dana investasinya ke aset-aset dolar AS sehingga aset lainnya termasuk rupiah menjadi tertekan. Pergerakan rupiah masih sangat bergantung pada sikap pelaku pasar asing yang mengikuti sentimen eksternal," tuturnya.
Indonesia sendiri terus berusaha untuk menahan pelemahan rupiah dengan memperbaiki suplai dolar di dalam negeri dengan menerapkan kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) yang baru.
"Tapi efektifitas program ini mungkin baru akan terlihat di kuartal kedua. Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri juga bisa membantu menahan pelemahan rupiah," tutur Ariston.
2. Data neraca transaksi berjalan Indonesia bisa jadi amunisi rupiah
Begitupun analis DCFX Futures, Lukman Leong yang memperkirakan bahwa dolar AS akan melanjutkan penguatan lantaran investor mengantisipasi sikap the Fed yang lebih hawkish, yang artinya the Fed akan membiarkan suku bunga naik lebih tinggi.
"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang akan kembali melanjutkan penguatan, dengan investor mengantisipasi sikap yang lebih hawkish dari the Fed pada risalah pertemuan Rabu ini menyusul serangkaian data ekonomi AS yang lebih kuat," tutur Lukman.
Namun, dia menilai bahwa rupiah sebenarnya masih didukung oleh data ekonomi yang kuat serta sikap hawkish dari Bank Indonesia (BI) pada pertemuan mendatang.
"Investor menantikan data neraca transaksi berjalan siang ini yang diperkirakan akan kembali surplus besar 3,5 miliar dolar AS. Hal ini akan menahan perlemahan pada rupiah, dan apabila surplus lebih besar malah berpotensi menguatkan rupiah," tambahnya.
3. Proyeksi pergerakan rupiah hari ini
Lukman memproyeksikan bahwa rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak di kisaran Rp15.100-Rp15.250 per dolar AS.
Sementara Ariston, memproyeksikan rupiah punya potensi mengalami pelemahan pada hari ini ke arah Rp15.250, dengan potensi support di kisaran Rp15.200.