Rupiah Terus Melemah, Mendag: So What?

Surabaya, IDN Times - Dolar masih menunjukkan kekuatannya terhadap sejumlah mata uang utama, baik di Eropa maupun Asia. Tak terkecuali mata uang rupiah.
Akibatnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Pada Selasa (9/10), nilai tukar rupiah berada di level Rp15.240 per dolar AS.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir. "So what?" tanya Enggartiasto usai membuka Jatim Fair 2018 di Grand City Convex, Surabaya, Selasa (9/10).
1. Pelemahan nilai mata uang terhadap dolar AS adalah fenomena global

Bagi Enggartiasto, pelemahan nilai mata uang terhadap dolar AS tidak hanya melanda Indonesia. Dengan segala kebijakan yang telah disiapkan pemerintah, Enggar optimis Indonesia akan baik-baik saja.
"Saya kira tidak perlu khawatir ya karena itu bukan hanya melanda kita saja, tapi di seluruh dunia," tambahnya.
2. Indonesia tetap mendorong ekspor

Dia meyakini, ekspor Indonesia yang terus meningkat adalah solusi menanggapi melemahnya nilai tukar rupiah. "Setiap soal pasti ada masalah dan opportunity. Ekspor kita terus meningkat dan keuntungan dari eksportir itu positif, terutama yang bahan bakunya dari dalam negeri," tegasnya.
3. Impor barang tidak ditunda, namun pajaknya dinaikkan

Kemudian, untuk menyeimbangkan neraca ekspor-impor, pemerintah telah menaikkan pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 terhadap ribuan komoditi dari luar negeri.
"Tidak boleh ada penundaan impor, kami sudah mengeluarkan PPh 22. Kalau ada penundaan, bagaimana dengan yang lain. Jadi ekspor kami dorong kemudian impor dengan kebijakan PPh 22 yang bukan bea masuk, itu withholding," katanya.