Saat Warga Lokal Jadi Raja Terakhir dalam Proyek TOD di Namba Jepang

- Peran masyarakat lokal dalam pengembangan kawasan atau pembangunan transit oriented development (TOD) di Kota Namba, Prefektur Osaka, Jepang sangat besar.
- Pengembangan TOD Kota Namba memakan waktu 15 tahun, yang dijalankan secara konsisten dan mengutamakan kebutuhan masyarakat lokal.
- Proyek TOD Kota Namba menghabiskan biaya 2,5 miliar yen Jepang, atau sekitar Rp271 miliar.
Namba, IDN Times - Peran masyarakat lokal dalam pengembangan kawasan atau pembangunan transit oriented development (TOD) di Kota Namba, Prefektur Osaka, Jepang sangat besar. Bukan pemerintah, bukan swasta, tetapi semua kembali ke masyarakat. Dari sanalah proyek 15 tahun Kota Namba selalu berjalan dengan konsisten, tanpa khawatir adanya pembatalan, penghentian, atau perubahan, meski kepala daerahnya silih berganti.
Proyek TOD Kota Namba, yang kini dinamakan Namba Plaza itu dibangun oleh Nankai Electric Railway Co, Ltd.
"Khususnya untuk proyek ini, meskipun pemimpinnya ganti, dan pemimpinnya dari partai yang berbeda pun, tetap mereka setuju untuk melanjutkan proyek ini," kata Manager of Community Development & Promotion Greater Namba Creation Department Nankai Electric Railway Co., Ltd., Komada Naoki, Senin, (10/11/2025).
1. Masyarakat mendukung tanpa paksaan

Keputusan masyarakat pada proyek TOD Kota Namba juga bukan hasil pemaksaan, namun kesadaran bersama bahwa kepentingan bersama akan memberikan dampak positif untuk semua orang. Bahkan, Division of Community Development & Promotion Greater Namba Creation Department Nankai Electric Railway Co., Ltd., Inamoto Ai mengatakan, kerap kali Nankai mendapat masukan dari masyarakat lokal dalam proses pengembangan TOD Namba Plaza.
"Jadi untuk pengembangan Namba ini memang ada kekhususan ya, jadi bukannya dari pihak swasta itu memberikan ide kepada penduduk lokal, malah sebaliknya penduduk lokal itu yang memberikan ide kepada pihak swasta. Dan pihak swasta itu ikut membantu untuk mewujudkan ide dari penduduk lokal," ujar Inamoto.
Pertemuan antara pemerintah daerah (pemda), pihak swasta termasuk Nankai, dan juga perwakilan masyarakat digelar secara rutin, yakni dua pekan sekali untuk membahas hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki.
"Kemudian untuk meeting pertemuan mengenai pengembangan Namba ini dilakukan dua minggu sekali dengan penduduk lokal," tutur Inamoto.
Dukungan penuh masyarakat diberikan kepada proyek TOD Kota Namba juga karena komitmen Nankai memberikan area untuk setiap acara tradisional yang ingin digelar masyarakat. Lalu, Nankai juga memberikan peluang untuk masyarakat lokal ingin membuka toko di area komersial Namba Plaza.
"Jadi salah satu kontribusi sosial dari pihak Nankai melalui Namba Plaza kepada penduduk lokal itu kalau sampai sekarang, acara tradisional seperti Bon Odori itu sekarang bisa dilakukan di fasilitas dari Namba Plaza tersebut," ujar Inamoto.
2. Peran pemda dalam pengembangan proyek TOD Namba

Pengembangan TOD di Kota Namba sendiri menghabiskan biaya 2,5 miliar yen Jepang, atau sekitar Rp271 miliar. Pemerintah pusat, Pemerintah Osaka, dan Nankai saling menyumbang untuk proyek tersebuit.
Komada mengatakan, pemerintah juga memberikan lahan untuk pengembangan kawasan TOD. Setelahnya, operator diharapkan memberikan kontribusi dari meningkatnya keamanan dan kebersihan di kawasan.
"Kita hanya mengelola tanah dari Osaka. Kemudian dari penghasilan tersebut dipakai untuk keamanan dan kebersihan, tolong semua dikelola oleh Nankai," tutur Komada.
3. Stasiun Namba tampung 900 ribu penumpang per hari

Dengan pengembangan TOD di Namba tersebut, Stasiun Namba yang juga dikelola Nankai kini menampung sekitar 900 ribu penumpang per hari. Inamoto mengatakan, proyek yang disebut keajaiban itu bisa berjalan lancar dikarenakan semua pihak memiliki visi yang sama.
"Jadi di sini pihak yang terkait itu Pemda, penduduk lokal, dan perusahaan swasta. Masing-masing punya pendapat sendiri sendiri, masing-masing punya perbedaan. Tapi mereka punya tujuan sama untuk meningkatkan ketertarikan terhadap Namba. Jadi di situ, supaya tidak terjadi bantrokan, diambil jalan tengah. Jalan tengah itu yang nanti bisa menjaga kebersamaan antara ketiga pihak tersebut," ucap Inamoto.















