Saudi Investasi di Olahraga MMA Rp1,5 Triliun

Jakarta, IDN Times - SRJ Sports Investments yang dimiliki Soverign Wealth Fund Arab Saudi menggelontorkan investasi di olahraga bela diri campuran (MMA) di Amerika Serikat (AS) pada Rabu (30/8/2023). SRJ Sports Investments mengakuisisi kepemilikan minoritas di Professional Fighters League sebesar 100 juta dolar atau sekitar Rp1,5 triliun.
Kesepakatan atara PFL dan SRJ Sports Invenstments adalah langkah baru Saudi melebarkan strateginya dalam investasi di bidang olahraga yang agresif. Berdasar kesepakatan itu, Saudi bisa jadi tuan rumah untuk acara PFL MENA (Middle East and North Africa).
1. Upaya mengurangi ketergantungan minyak

PFL adalah salah satu pesaing utama Ultimate Fighting Championship (UFC) dalam kompetisi MMA global, tapi mengikuti format musim yang mirip dengan liga olahraga tim. Sedangkan, SRJ Sports Investments sendiri merupakan perusahaan baru yang diluncurkan Riyadh awal bulan ini. Tujuan dari perusahaan itu yakni untuk menarik acara global besar ke Saudi.
Dilansir Al Monitor, Saudi berinvestasi dalam olahraga sebagai bagian dari strategi diversifikasi ekonomi. Ini adalah cara negara itu mengurangi ketergantungan pada minyak.
Di bidang sepak bola, Liga Pro Saudi terus merekrut banyak pemain bintang. Terbaru, klub Al-Hilal menggeret Neymar dari Paris Saint-Germain yang notabene sahamnya sebagian besar dimiliki oleh Qatar. Sebelumnya, Cristiano Ronaldo telah diboyong ke Al-Nassr, rival utama Al-Hilal.
2. Saudi bisa jadi tuan rumah tarung MMA versi PFL
Popularitas olahraga MMA melonjak di Timur Tengah seiring munculnya petarung dari wilayah tersebut. Bulan ini, petarung Saudi Abdullah al-Qahtani dan Mostafa Rashed Neda memenangkan pertarungan di New York yang diselenggarakan PFL AS. Tahun depan, PFL kemungkinan bakal menggelar kompetisi regional di Riyadh.
Ketua SRJ Bander bin Mogren, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah investasi Saudi itu merupakan sejarah baru karena merupakan investasi perdana di PFL.
"Investasi ini bertujuan untuk membina kumpulan bakat lokal dan regional dalam seni bela diri, mempromosikan kesetaraan gender dalam olahraga, dan membawa peluang baru langsung ke Arab Saudi dan kawasan MENA yang lebih luas," kata Mogren dikutip dari France24.
Satu dekade lalu, olahraga MMA tidak begitu terkenal di Saudi. Tapi saat Riyadh jadi tuan rumah kompetisi Desert Force pada 2014, bidang olahraga ini kemudian memiliki daya tarik yang sangat besar.
3. Upaya menutupi catatan pelanggaran hak asasi manusia

Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah melakukan banyak terobosan dalam agenda reformasi Visi 2030 untuk Saudi. Dia berupaya mengubah citra Riyadh menjadi tujuan bisnis serta pariwisata global.
Gebrakan Saudi di bidang olahraga telah terlihat di golf, Formula One dan sepak bola. Namun gelontoran investasi tersebut, menurut Al Jazeera, dituduh sebagai upaya sportwashing, atau penggunaan olahraga untuk mengalihkan perhatian dari catatan pelanggaran hak asasi manusia Saudi.
Negara-negara Teluk lain telah menerapkan strategi investasi di olahraga. Juni lalu, Qatar dikabarkan membeli saham tim bola basket Washington Wizards. Syeikh Jassim bin Hamad al-Thani juga disebut ingin membeli Manchester United dengan harga lebih dari 9 miliar dolar atau sekitar Rp137 triliun.