Sebut Sritex Kurang Ajar, DPR: Enak Ongkang-Ongkang, Tak Bayar THR

- Anggota DPR geram terhadap manajemen Sritex karena melakukan PHK massal menjelang Idul Fitri 1446 Hijriyah.
- Irma menilai manajemen Sritex tidak bertanggung jawab dan melimpahkan tanggung jawabnya kepada pemerintah.
Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani geram terhadap manajemen PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex.
Irma marah karena Sritex melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal menjelang Idul Fitri 1446 Hijriyah. Ditambah lagi, pembayaran tunjangan hari raya (THR) pegawai yang terdampak PHK harus menunggu aset perusahaan terjual.
“Sritex ini enggak bertanggung jawab dengan pekerjanya, dan melimpahkan tanggung jawabnya kepada pemerintah. Ini kurang ajar ini perusahaan,” kata Irma dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Selasa (11/3/2025).
1. Sebut manajemen hanya ongkang-ongkang kaki

Menurut Irma, perusahaan seharusnya sudah menyiapkan dana untuk membayar kewajiban kepada karyawan. Dia menilai, manajemen hanya ‘ongkang-ongkang kaki’, dan tak membayar kewajiban ke pegawai.
“Jangan sampai pekerja Sritex itu tidak dipertanggungjawabkan apa yang menjadi bagian mereka di BPJS Ketenagakerjaan. Dan itu sudah dilaksanakan. Kok Sritexnya enak-enak, ongkang-ongkang? Sebelas loh perusahaannya. Bahkan saya baca anak perusahaan Sritex yang ikut nagih ke Sritex. Artinya kan mereka masih punya uang,” tutur Irma.
2. Ingatkan pemerintah tak pilih kasih

Irma mengatakan, pemerintah bekerja keras menyelamatkan Sritex dan pegawainya. Namun, menurut Irma, bantuan pemerintah yang sangat besar untuk menyelamatkan perusahaan yang pailit itu bisa menimbulkan kecemburuan pada perusahaan lain yang pailit.
“Nanti perusahaan-perusahaan lain yang pailit juga akan minta diperlakukan sama loh, hati-hati. Jangan terjadi ada pembedaan nanti,” tutur Irma.
Menurutnya, tak adil jika perusahaan yang pailit harus diselamatkan pemerintah, tetapi saat meraup untuk diambil untuk internal perusahaan.
“Jangan mentang-mentang pemerintah men-supporting sedemikian besar karena Sritex ini punya pekerja yang besar dan dianggap menjadi aset nasional, terus semuanya diserahin kepada pemerintah. Ngemplang pajak, pinjam uang segitu besar, perusahaannya juga banyak, tapi enggak mau bayar uang THR,” ujar Irma.
“Jangan merugikan pemerintah. Untungnya mereka makan, tapi ketika rugi mereka serahkan semuanya kepada pemerintah. Ini enggak fair,” sambung Irma.
3. Pertanyakan empati bos Sritex

Irma mengaku marah dengan manajemen Sritex. Dia pun mempertanyakan empati pemilik Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto karena tak membayar THR pegawai yang terdampak PHK.
“Saya marah terus terang. Mau Lebaran ini, terus THR-nya terutang, di mana empati pemilik Sritek yang punya 11 perusahaan itu? Yang foto-foto dengan pekerjanya, seolah-olah punya hubungan yang begitu dekat. Tapi mana tanggung jawabnya? Mana empatinya? Ini mau Lebaran loh, mau hari raya,” tutur Irma.