Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Shell, Pertamina, BP-AKR Kompak Sebut Blending Gak Bisa Ubah Oktan BBM

Ilustrasi SPBU. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • Badan Usaha BBM di Indonesia memastikan tidak ada perubahan RON dalam proses pengolahan sebelum dijual ke masyarakat.
  • Pertamina Patra Niaga menerima produk BBM dalam bentuk RON 90 dan RON 92, tanpa perubahan RON namun ditambahkan aditif untuk meningkatkan nilai.

Jakarta, IDN Times - Badan Usaha yang menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia memastikan tidak ada perubahan Research Octane Number (RON) atau kadar RON dalam proses pengolahan sebelum dijual ke masyarakat.

Dengan begitu, para Badan Usaha BBM memastikan BBM yang dijual ke publik sesuai dengan spesifikasi yang ada. Adapun hal tersebut disampaikan bersamaan oleh Shell, Pertamina Patra Niaga, BP-AKR, dan IndoMobile dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI.

Badan Usaha tersebut kompak menyatakan tidak melakukan pengolahan di terminal BBM yang mengurangi atau menambah kadar oktan. Berikut ini beberapa pernyataan dari para Badan Usaha di dalam RDP yang dikutip dari YouTube DPR RI, Minggu (2/3/2025).

1. Pertamina Patra Niaga

Seorang petugas SPBU mengisi BBM salah seorang pelanggan (IDN Times/Halbert Caniago)

Plt Harian Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo menjelaskan, Pertamina mendapatkan produk BBM-nya dari dua sumber, yakni kilang di dalam negeri dan impor dari luar negeri.

Dari dua sumber tersebut, Mars Ega memastikan Pertamina menerima sudah dalam bentuk RON 90 dan RON 92, bukan dalam bentuk RON lainnya.

"Untuk yang di Pertamina Patra Niaga, kita menerima di terminal itu sudah dalam bentuk RON 90 dan RON 92. Tidak ada proses perubahan RON, tetapi yang ada untuk Pertamax, kita tambahkan aditif. Jadi, di situ ada proses penambahan aditif dan proses penambahan warna," kata Mars Ega.

Mars Ega menjelaskan, proses tersebut dinamakan blending yang memang sudah biasa dilakukan dalam produksi minyak sebagai bahan cair. Adapun tujuan proses blending untuk meningkatkan value atau nilai dari BBM yang dijual ke publik, bukan menambahkan atau mengurangi kadar oktan atau RON BBM.

"Kami berkomitmen dan kami selalu berusaha memastikan bahwa yang dijual di SPBU untuk RON 92 adalah sesuai dengan RON 92, yang RON 90 adalah sesuai dengan RON 90," ujar dia.

2. Shell

SPBU Shell (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Shell Mobility Indonesia, Ingrid Siburian menjelaskan proses penjagaan kualitas BBM yang dijual SPBU Shell di Indonesia.

Ingrid mengungkapkan, seluruh BBM yang dijual Shell di Indonesia merupakan impor dari Singapura. Proses quality control (QC) base fuel pun dilakukan Shell baik di Singapura sebelum dikirim ke Indonesia dan setelah sampai di Indonesia.

Selain itu, Shell juga melakukan tes dan QC tersebut di terminal BBM-nya sehingga spesifikasi standar BBM yang dijual pun tetap terjaga. Ingrid pun bercerita terkait proses blending yang dilakukan oleh Shell.

"Jadi produk yang dibawa itu memang base fuel, pak. Jadi misalnya kita katakan RON 92, itu memang RON 92 base fuel. Nah itu kemudian kami tambahkan additive di terminal kami dan zat aditif itu adalah untuk menambahkan value, bukan untuk mengubahnya (kadar oktan)," kata Ingrid.

3. BP-AKR

ilustrasi suasana SPBU BP di malam hari (bp.com)

Hal serupa disampaikan oleh Vanda Laura selaku Direktur Utama PT Aneka PetroIndo Raya (BP-AKR). Dia mengatakan, proses yang dilakukan BP-AKR hampir sama dengan Badan Usaha BBM lainnya.

Namun, Vanda menjelaskan ada beberapa hal tambahan yang dilakukan pihaknya untuk tetap menjamin kualitas BBM-nya di Indonesia. Hal itu sekaligus untuk menjaga standar BP Internasional.

"Pada saat loading di Singapura itu sudah dilakukan satu pengecekan untuk memastikan RON tersebut sesuai dengan spesifikasi yang memang kami minta. Sampai di Jakarta, discharge itu dicek lagi, pak dan kemudian secara rutin paling tidak satu kuartal sekali itu kami melakukan pengujian juga dengan Lemigas. Jadi di tahun 2024 secara aktual sudah kami lakukan 50 kali pengujian untuk menjaga kualitas BBM yang kami jual di SPBU kami," tutur Vanda.

Terkait zat aditif, Vanda menjelaskan bahwa hal tersebut ditambahkan ke base fuel untuk memberikan nilai tambah sehingga berbeda-beda setiap Badan Usaha.

"Kalau aditif itu sebenarnya adalah satu zat yang ditambahkan ke base fuel untuk memberikan manfaat lebih. Jadi kata kuncinya di sini adalah manfaat untuk engine-nya, tetapi manfaat yang ditawarkan masing-masing brand tentunya akan berbeda-beda. Jadi memang diferensiasinya ada di aditif tersebut," papar Vanda.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us