Apa Itu Sistem Manajemen Lingkungan? Upaya Vale jadi Net Zero Emission

PT Vale Indonesia merupakan perusahaan tambang mineral yang memproduksi nikel, bijih besi, pelet, mangan, ferroalloy, tembaga, emas, perak, dan kobalt. Di Indonesia, Vale beroperasi dengan nama PT Vale Indonesia Tbk. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 25 Juli 1968 dan sebelumnya bernama PT International Nickel Indonesia.
Vale terus menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan sosial, lingkungan, dan pencapaian Net Zero Emission (NZE). Dengan mengusung semangat #menambangkebaikan, Vale telah menerapkan berbagai inisiatif untuk mengurangi emisi dan polusi melalui Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management System/EMS) yang sesuai dengan standar ISO 14001:2015.
1. Penerapan sistem manajemen lingkungan

Sistem Manajemen Lingkungan (EMS) yang diterapkan oleh PT Vale Indonesia dirancang untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Mengutip dari International Council on Mining and Metals (ICMM), EMS dalam perusahaan ini lingkupnya akan mencakup alokasi sumber daya yang efisien, tanggung jawab lingkungan yang terstruktur, dan evaluasi keberlanjutan yang berintegrasi dengan proses bisnis perusahaan.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Standar ISO 14001:2015 yang merupakan best practice international, cocok menjadi common core criteria praktek berkelanjutan bagi bisnis di Indonesia, sehingga memungkinkan PT Vale Indonesia untuk:
- Mengurangi jejak ekologisnya melalui efisiensi penggunaan sumber daya;
- Memenuhi peraturan lingkungan yang berlaku;
- Meningkatkan kinerja lingkungan secara berkelanjutan;
- Memastikan bahwa proses dan produk yang dihasilkan sejalan dengan komitmen lingkungan.
2. Inisiatif PT Vale Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca

Poin utama PT Vale Indonesia dalam mencapai NZE adalah mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 33 persen CO2eq pada tahun 2030, berdasarkan baseline PT Vale Indonesia tahun 2017. Berikut langkah yang telah diambil oleh Vale:
- Penggunaan Electric Boiler
Electric boiler menggantikan boiler konvensional berbahan bakar HSFO (High Sulfur Fuel Oil). Dampaknya signifikan terhadap pengurangan emisi karbon karena boiler ini menggunakan energi bersih dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang menghasilkan emisi mendekati nol. Hal ini tidak hanya mengurangi jejak karbon perusahaan tetapi juga mendukung pencapaian target emisi GRK sebesar 33 persen pada tahun 2030. Perubahan ini mengurangi emisi karbon karena sumber energi boiler berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dikelola perusahaan. Selain itu, electric boiler mampu memproduksi uap dalam waktu 10 menit, meningkatkan efisiensi operasional. - Pemasangan Sun Switch dan Penggantian Lampu LED
Penggunaan Sun Switch di perumahan karyawan Vale Indonesia yang memungkinkan lampu padam otomatis saat matahari bersinar, mengurangi konsumsi listrik secara signifikan. PT Vale juga mengganti lampu HPS menjadi lampu LED yang lebih hemat energi. - Optimalisasi PLTA
Tiga PLTA yang dimiliki Vale dioperasikan secara optimal untuk memastikan pasokan energi bersih yang efisien. Pemanfaatan aliran sungai juga menjadi langkah strategis dalam mendukung energi terbarukan. - Inventarisasi dan Tolok Ukur Emisi
PT Vale Indonesia melakukan inventarisasi emisi secara berkala dan membandingkannya dengan standar industri di tingkat nasional dan internasional untuk mengevaluasi pencapaian pengurangan emisi.
PT Vale Indonesia Tbk menunjukkan komitmennya terhadap pengelolaan lingkungan dengan mengintegrasikan seluruh tahapan operasional perusahaan untuk meminimalkan dampak lingkungan. Pada tahun 2010, perusahaan mengalokasikan dana sebesar 6,432 juta dolar AS untuk program pengurangan emisi sulfur dan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Karebbe sebagai upaya pemulihan dan pelestarian lingkungan (Fardani, A. 2012).
3. Peta jalan karbon netral di PT Vale

Penelitian dari Muhammad Agung Hardiyanto, dkk., (2023), menunjukkan bahwa PT Vale Indonesia berkomitmen terhadap mitigasi dampak lingkungan melalui pendekatan teknologi dan tambang berkelanjutan. Inisiatif ini mencakup penggantian bahan bakar fosil dengan sumber energi terbarukan (fuel shifting), elektrifikasi alat berat (equipment electrification), dan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Selain itu, PT Vale juga fokus pada reklamasi area pasca tambang, reforestasi, dan pengelolaan keanekaragaman hayati untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan.
Pengelolaan Emisi Non-GRK (Gas Rumah Kaca)
Selain berfokus pada masalah gas rumah kaca, PT Vale Indonesia juga fokus pada pengelolaan emisi konvensional, seperti SO2 dan partikulat nikel. Berikut adalah langkah-langkah yang telah dilakukan oleh PT Vale Indonesia:
- Pengurangan Emisi Partikulat
Sejak 2020, PT Vale memasang perangkat pengendali emisi seperti ESP (Electrostatic Precipitator) pada baghouse untuk mengurangi emisi partikulat dari cerobong pengering dan tanur listrik. Sepanjang 2021, konsentrasi partikulat telah berhasil ditekan hingga 0,020 ton/ton Ni, sesuai dengan standar pemerintah. - Pengendalian Emisi SO2
PT Vale menargetkan penurunan emisi SO2 sebesar 500 ton per tahun dengan inisiatif sebagai berikut:
- Menstabilkan proses di tanur reduksi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar sulfur;
- Mengganti Marine Fuel Oil (MFO) dengan bahan bakar biodiesel B20 yang lebih rendah sulfur;
- Memantau emisi SO2 secara berkala menggunakan metode neraca massa.
Hasilnya, emisi SO2 PT Vale Indonesia telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2014, dengan intensitas emisi hanya 0,80 ton SO2 per ton Ni.
Transformasi Aglomerasi Debu
PT Vale telah menyelesaikan studi aglomerasi FEL2 dan FEL3 untuk mendaur ulang debu melalui metode ekstrusi. Pada 2023, proyek aglomerasi ini ditargetkan beroperasi penuh dengan tiga lini produksi yang mampu menghasilkan rata-rata 60 ton debu per jam.
4. Kontribusi PT Vale Indonesia menuju net zero emission

PT Vale Indonesia telah menyusun peta jalan NZE yang disosialisasikan secara luas kepada pemangku kepentingan. Program quick win yang dimulai sejak 2019 menunjukkan hasil nyata dalam mengurangi emisi dan mempromosikan keberlanjutan. Melalui inovasi dan komitmen yang konsisten, PT Vale menunjukkan bahwa menambang dapat membawa kebaikan, tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat.
Komitmen PT Vale Indonesia terhadap pengelolaan lingkungan melalui EMS menjadi bukti nyata bahwa industri tambang dapat berkontribusi positif terhadap keberlanjutan. Dengan berbagai inisiatif seperti penggunaan electric boiler, optimalisasi PLTA, dan pengelolaan emisi non-GRK, PT Vale membuktikan bahwa Menambang Kebaikan dimulai dari langkah kecil yang konsisten.
Selain upaya yang dilakukan PT Vale Indonesia, kita juga bisa memulai kebaikan #StartsWithMe yang berdampak positif terhadap lingkungan. Sebagai perusahaan yang memprioritaskan tanggung jawab sosial dan lingkungan, PT Vale terus berupaya memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.