Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Smelter RI Tak Gentar Hadapi Tarif AS, Diversifikasi Ekspor Perkuat Hilirisasi

Penampakan tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (IDN Times/Wahyu Kurniawan)
Penampakan tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (IDN Times/Wahyu Kurniawan)
Intinya sih...
  • Perluasan pasar ekspor ke Eropa dan Afrika untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS.
  • Peningkatan signifikan ekspor produk turunan tambang seperti pasir silika dan photovoltaic.
  • Dibutuhkan 16.000 tenaga kerja kompeten setiap tahunnya untuk menopang sektor manufaktur dan hilirisasi.

Jakarta, IDN Times  - Kebijakan tarif impor tembaga sebesar 50 persen yang diberlakukan Amerika Serikat diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap hasil produksi smelter nasional. Langkah hilirisasi yang konsisten dan strategi diversifikasi pasar ekspor dinilai menjadi faktor utama yang memperkuat ketahanan industri tembaga dan tambang di Indonesia.

Riset dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) bertajuk “Kajian Dampak Hilirisasi Industri Tambang terhadap Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan: Tembaga, Bauksit, dan Pasir Silika” mengungkapkan bahwa ketergantungan terhadap pasar tunggal seperti ke AS telah mulai berkurang seiring dengan keberhasilan Indonesia mendorong ekspor produk hilir ke berbagai negara.

1. Buka pasar ekspor baru

Penampakan tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (IDN Times/Wahyu Kurniawan)
Penampakan tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (IDN Times/Wahyu Kurniawan)

Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI, Nur Kholis mengatakan perluasan ekspor ke negara-negara baru dan penguatan perjanjian perdagangan bebas dinilai mampu mengurangi risiko ketergantungan pada pasar tertentu. Langkah ini juga memperkuat daya saing produk hilir Indonesia di kancah global.

”Perluasan kerja sama internasional akan membuka pasar ekspor baru dan investasi yang masuk ke Indonesia. Pemerintah saat ini menargetkan negara-negara di Eropa dan Afrika sebagai pasar ekspor dengan market yang besar,” kata Nur Kholis. 

2. Ekspor produk turunan tambang meningkat

Kondisi di Smelter PT Freeport Indonesia, Gresik. Dok. PT Freeport Indonesia.
Kondisi di Smelter PT Freeport Indonesia, Gresik. Dok. PT Freeport Indonesia.

Tren positif ini tercermin dari peningkatan signifikan ekspor produk turunan tambang. Salah satunya adalah pasir silika yang meningkat dari US$3,54 juta pada 2021 menjadi US$58,61 juta pada 2023. Sementara itu, ekspor produk photovoltaic–komponen penting dalam teknologi energi terbarukan–menunjukkan lonjakan dari US$175,82 juta (2022) menjadi US$228,21 juta pada 2023.

“Pengembangan produk-produk ini tidak hanya meningkatkan potensi ekspor Indonesia, tetapi juga memperkuat daya saing industri nasional di pasar global. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal, hilirisasi pasir silika dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan devisa negara dan mendorong transformasi ekonomi ke arah yang lebih berkelanjutan dan berteknologi tinggi,” ujar Nur Kholis memaparkan.

3. Menuntut kesiapan sumber daya manusia

Peresmian smelter milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, Senin 23 September 2024. (IDN Times/Uni Lubis)
Peresmian smelter milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, Senin 23 September 2024. (IDN Times/Uni Lubis)

Namun, keberhasilan hilirisasi juga menuntut kesiapan sumber daya manusia. FEB UI mencatat, dibutuhkan sekitar 16.000 tenaga kerja kompeten setiap tahunnya untuk menopang sektor manufaktur dan hilirisasi. Untuk itu, sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam menyediakan pelatihan berbasis kebutuhan industri sangat diperlukan.

“Pengembangan usaha berbasis komunitas juga menjadi langkah strategis agar manfaat hilirisasi benar-benar dirasakan oleh masyarakat lokal,” tambah Nur Kholis.

Secara keseluruhan, hilirisasi industri tambang menjadi pilar penting dalam transformasi ekonomi nasional. Tak hanya memberikan nilai tambah secara ekonomi, tetapi juga mendorong Indonesia menuju industri berteknologi tinggi dan berorientasi ekspor yang lebih beragam dan tangguh. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridho Fauzan
EditorRidho Fauzan
Follow Us