Sri Mulyani Kumpulkan Menkeu dan Menkes Anggota G20, Bahas Apa?
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengadakan pertemuan dengan seluruh menteri keuangan dan menteri kesehatan negara-negara anggota G20. Pertemuan itu digelar pada H-1 sebelum G20 Summit antar kepala negara dilaksanakan.
Lantas, apa yang mendasari pertemuan antara menteri keuangan dan menteri kesehatan negara-negara anggota G20 tersebut?
Sri Mulyani menyampaikan, alasan pertemuan itu tak terlepas dari kaitan antara ekonomi global dan kesehatan global yang dibahas dalam sesi I G20 Summit, Sabtu (30/10/2021).
"Seperti tadi disampaikan Bapak Presiden dan dibahas pada sesi pertama mengenai global economy dan global health, pemulihan ekonomi global meskipun terjadi, tetapi tidak merata dan ketidakmerataan ini salah satu penyebabnya adalah karena akses vaksin yang tidak merata di seluruh dunia," tutur Sri Mulyani, dalam konferensi pers melalui YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (31/10/2021).
1. Akses vaksin negara miskin dan maju bak bumi dan langit

Sri Mulyani menambahkan, sampai saat ini ada beberapa negara di dunia, terutama di Afrika yang jumlah vaksinasinya masih kurang dari tiga persen jumlah penduduknya.
"Sementara itu, negara-negara miskin lainnya baru enam persen dari jumlah penduduknya, sedangkan negara-negara maju sudah melakukan vaksinasi terhadap 70 persen atau bahkan 100 persen penduduknya dan ada yang sudah memberikan boosting (vaksinasi tambahan)," kata dia.
2. Kesepakatan menkeu dan menkes negara-negara anggota G20

Adapun dalam pertemuan antara seluruh menkeu dan menkes negara anggota G20 telah disepakati adanya upaya membangun sebuah mekanisme yang disebut sebagai pencegahan pandemik atau pandemik preparedness.
"Maka dalam G20 ini disepakati akan adanya Joint Finance-Health Task Force atau dalam hal ini satuan kerja antara menteri keuangan dan menteri kesehatan di bawah G20 yang tujuannya adalah untuk menyiapkan prevention, preparedness, dan respond atau PPR," ucap Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, satuan kerja itu nantinya akan dipimpin oleh dirinya sendiri dan Menteri Keuangan Italia, Daniele Franco.
Hal itu dikarenakan Indonesia akan menjadi presidensi baru G20 pada Desember nanti, sedangkan Italia adalah tuan rumah atau presidensi G20 saat ini.
3. Dunia tidak siap menghadapi pandemik COVID-19

Dalam keterangannya, mekanisme PPR diperlukan karena dunia tidak siap menghadapi pandemik COVID-19. Hal itu terbukti lewat biaya akibat pandemik COVID-19 yang telah habis sebanyak 12 triliun dolar AS dan menewaskan lima juta penduduk dunia.
"Maka dunia harus menyiapkan lebih baik. Nah, persiapan menghadapi pandemik atau pandemic preparedness sangat tergantung pada pertama apakah akan ada kesepakatan mengenai prokes antarnegara, kedua apakah tata kelola akan diatur seperti apa karena kita punya WHO yang dalam hal ini biasanya akan berbicara mengenai standarnya saja, tetapi tata kelola untuk enforcement tidak ada," ujar Sri Mulyani.