Tarif Trump Ubah Tatanan Dunia, Ini Peluang yang Bisa Dimanfaatkan RI

- Kebijakan tarif resiprokal Trump mengubah tatanan dunia dan memicu perang dagang.
- Langkah tersebut mengakibatkan goncangan terhadap pasar, nilai tukar dolar AS, dan IHSG.
- Meski emas melonjak sebagai investasi aman, Arsjad menekankan pentingnya tetap optimis dalam kondisi ekonomi saat ini.
Jakarta, IDN Times - Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terkait tarif resiprokal ke banyak negara memicu kekhawatiran para pelaku pasar hingga masyarakat biasa. Hal itu tidak lepas dari respons banyak negara mitra dagang AS dan ada yang memicu hingga terjadinya perang dagang.
Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council (IBC) Arsjad Rasjid menilai, tarif resiprokal yang diterapkan Trump telah mengubah tatanan dunia. Respons China terhadap kebijakan AS berupa penerapan tarif balasan pun semakin memicu perubahan sistem di dunia saat ini.
"Gak ada yang bilang siapa akan menang, apakah Amerika atau China siapa yang akan menang, nobody knows, tapi sudah pasti dunia sudah geger dengan Trump lakukan hal ini. Jadi saya melihatnya, Trump ini mengubah namanya order dunia. There is a new order dalam global situation," tutur Arsjad dalam coffee break dengan awak media di Jakarta, Jumat (2/5/2025).
1. Tarif resiprokal langkah Trump sebagai pengusaha

Arsjad mengungkapkan, kebijakan tarif resiprokal merupakan langkah yang diambil Trump selaku pengusaha untuk meneguk keuntungan sebanyak-banyaknya.
Namun, langkah itu justru menimbulkan goncangan terhadap pasar hingga memengaruhi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah hingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Kalau bisnis itu pasar, pasti ada sesuatu terjadi yang kagetan, pasti goyang. Sudah pasti. Nilai tukar rupiah buat kita, lemah. IHSG goyang. Harga emas ngelonjak," ujar Arsjad.
2. Arsjad soroti fenomena FOMO investasi emas

Meski melonjak, emas justru jadi instrumen investasi yang terus diburu sehingga beberapa waktu lalu terjadi antrean dalam pembelian emas. Hal itu terjadi lantaran investor panik dalam menempatkan uangnya hingga memilih emas yang dianggap paling aman saat kondisi seperti sekarang.
"Kalau kita panik taruh uangnya, uang semua keambil oleh emas, gak ada uang yang berputar. Ekonomi simple, gak ada duit muter, ekonomi gak berjalan. Kepanikan bisa membuat yang namanya uang ini gak berputar. Nah itu yang kita takutin," ujar Arsjad.
3. Ada peluang yang bisa dimanfaatkan Indonesia

Meski begitu, Arsjad meyakini perlu adanya rasa optimis di balik kondisi saat ini sehingga ekonomi tetap berjalan dan tumbuh.
Menurut eks Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tersebut, ada peluang yang bisa dimanfaatkan di tengah huru-huru perekonomian dunia saat ini. Peluang itu terjadi lantaran dunia sedang mencari lokasi baru untuk rantai pasok global dan Indonesia jadi negara strategis guna mengisi kekosongan itu.
"Dunia ini sedang mencari lokasi baru untuk yang namanya produksi dan rantai pasok global, supply chain. New supply chain dan Indonesia punya nih, punya the opportunity untuk mengisi kekosongan itu. Kenapa? Karena kita bukan hanya bisa jadi supply chain, sebagai supply chain kita punya national resources dan human resources yang kita miliki yang mungkin berbeda sama negara lain," tutur Arsjad.