Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

TikTok Shop Siap Guncang E-Commerce Jepang

Ilustrasi jualan tiktok shop (freepik.com/DC Studio)
Intinya sih...
  • TikTok merencanakan memasuki industri e-commerce Jepang, meluncurkan TikTok Shop pada Juli 2025 setelah merekrut penjual dan menjajaki kemitraan dengan merek lokal.
  • TikTok Shop akan mengintegrasikan belanja daring dengan konten video dan siaran langsung, sukses di Asia Tenggara dengan penjualan mencapai 16,3 miliar dolar AS pada 2023.
  • TikTok akan menghadapi tantangan dari pemain besar seperti Amazon Jepang, Rakuten, dan Mercari yang telah mendominasi pasar e-commerce Jepang senilai 150 miliar dolar AS pada 2024.

Jakarta, IDN Times - TikTok mengumumkan rencana ambisius untuk memasuki industri e-commerce Jepang, memperluas jangkauan globalnya, pada Minggu (27/4/2025). Langkah ini menandai babak baru bagi platform yang dikenal dengan video pendeknya.

Menurut laporan Nikkei, TikTok akan meluncurkan TikTok Shop di Jepang pada Juli 2025, setelah memulai perekrutan penjual pada Mei mendatang. Pada Kamis (24/4/2025), perusahaan mulai menjajaki kemitraan dengan merek lokal untuk memperkuat kehadirannya di pasar yang kompetitif ini.

1. Model bisnis TikTok Shop di Jepang

TikTok Shop akan mengintegrasikan belanja daring dengan konten video dan siaran langsung, memungkinkan pengguna membeli produk secara langsung di aplikasi. Strategi ini telah sukses di Asia Tenggara, dengan penjualan mencapai 16,3 miliar dolar AS (Rp274,8 triliun) pada 2023, menurut Momentum Works, dilansir dari Nikkei Asia. 

“Konsumen Jepang menyukai pengalaman belanja yang interaktif. Kami yakin TikTok Shop dapat memenuhi ekspektasi tersebut,” kata seorang eksekutif TikTok, dikutip dari Reuters. 

TikTok mulai melatih influencer lokal pada Jum'at (25/4/2025) untuk mempromosikan produk, memanfaatkan popularitas mereka di kalangan anak muda. Produk seperti fesyen, kosmetik, dan aksesori akan menjadi fokus utama.

2. Persaingan dengan raksasa e-commerce

TikTok akan menghadapi tantangan berat dari pemain besar seperti Amazon Jepang, Rakuten, dan Mercari, yang telah mendominasi pasar e-commerce. Jepang memiliki pangsa pasar belanja daring senilai 150 miliar dolar AS (Rp2,5 kuadriliun) pada 2024, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen, menurut Statista, dilansir dari Yahoo Finance. 

“Masuk ke Jepang membutuhkan strategi logistik yang kuat dan kepercayaan konsumen,” ujar analis ritel dari Euromonitor, Akihiro Tanaka, dikutip dari Retail Insight Network.

Untuk mengatasi ini, TikTok telah menjalin kerja sama dengan penyedia logistik lokal pada Rabu (23/4/2025), memastikan pengiriman cepat dan andal.

3. Langkah strategis di tengah ketidakpastian global

Ekspansi ke Jepang merupakan bagian dari upaya TikTok untuk mendiversifikasi bisnisnya di luar AS, di mana ancaman larangan masih membayangi. ByteDance, perusahaan induk TikTok, juga merencanakan peluncuran TikTok Shop di Spanyol dan Irlandia pada Juni 2025, dilansir dari Nikkei Asia. 

“Jepang adalah pasar strategis untuk pertumbuhan jangka panjang kami,” kata juru bicara TikTok, dikutip dari Bloomberg.

TikTok mengumumkan investasi 200 juta dolar AS (Rp3,3 triliun) untuk membangun infrastruktur teknologi dan pusat data di Jepang, mematuhi regulasi privasi setempat, pada Sabtu (26/4/2025). Dengan langkah ini, TikTok tidak hanya memperkuat posisinya sebagai platform hiburan, tetapi juga sebagai kekuatan baru di e-commerce global, siap bersaing di salah satu pasar paling dinamis di dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us